Ikuti Seleksi 50 Destinasi Wisata, Pemkab Bulukumba Usulkan 15 Desa Wisata Unggulan ke Kemenparekraf
Destinasi Desa Wisata Mangrove "Luppung" yang dikembangkan masyarakat setempat bersama dengan Dinas Pariwisata Bulukumba dan Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Bulukumba, Sulsel. (ANTARA)

Bagikan:

MAKASSAR - Merespons Kementerian Pariwisata, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengusulkan ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) 15 lokasi destinasi desa wisata baru pada tahun 2021 untuk masuk seleksi 50 destinasi wisata baru unggulan nasional atau Anugerah Pesona Indonesia 2021.

"Ada 15 desa wisata dari Bulukumba yang kami usulkan ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk bersaing dengan 1.831 desa wisata secara nasional dan terjaring nanti 50 besar," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bulukumba Muh Ali Saleng, di Bulukumba, Sulsel, Senin 09 Agustus.

Dia menjelaskan, saat ini menunggu pengumuman dari hasil seleksi Kemenparekraf dan optimistis akan terpilih dari 15 destinasi wisata yang diusulkan.

"Yang jelas 15 desa wisata yang kami usulkan ini semua sudah dievaluasi sebelum diusulkan, sehingga kami optimistis akan masuk misi ini," katanya.

Khusus di Bulukumba, ujar dia, dari 15 desa wisata yang diusulkan sebagai destinasi wisata unggulan dari daerah yang berjuluk "Bumi Panrita Lopi" ini, Desa Wisata Hutan Mangrove 'Luppung' dan Desa Wisata Hutan Karet di Bulupadido.

Ali menjelaskan, dengan adanya sejumlah desa wisata yang diusulkan, akan semakin variatif objek wisata yang ditawarkan kepada calon pengunjung.

Pentingnya partisipasi masyarakat desa

Karena itu, pihaknya mendorong masyarakat desa untuk berpartisipasi memajukan desanya, dengan lebih kreatif mengelola desanya, apalagi sudah ada dukungan dari dana desa.

Hal itu diakui Wakil Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Mangrov Luppung Arman Jaya.

Menurut dia, dengan adanya kolaborasi dari pemerintah, masyarakat desa dan juga lembaga BUMDes, maka perkembangan Desa Wisata Mangrove Luppung semakin meningkat.

"Ini juga turut membantu peningkatan kapasitas SDM warga di desa wisata, karena adanya pendampingan dari instansi terkait dalam bentuk pelatihan atau keterampilan," katanya, sembari menggambarkan, pembuatan abon ikan bandeng dan menu ikan bandeng tanpa tulang sudah mulai dikembangkan warga Desa Luppung.

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!