Makassar—Seorang peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memanfaatkan teknologi untuk mengubah limbah masker medis menjadi produk bernilai tambah.
"Jadi dulunya sampah tidak ada nilainya, dia (limbah masker medis) bisa dikonversi menjadi produk berupa menjadi bijih plastik atau pelet," kata peneliti pada Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI Akbar Hanif Dawam Abdullah, saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu, 7 Agustus.
Pada masa pandemi COVID-19, jelasnya, penggunaan masker medis meningkat signifikan, baik oleh masyarakat umum maupun di fasilitas pelayanan kesehatan, untuk mencegah penularan COVID-19.
Menurut dia, jika tidak dikelola dengan baik, masker-masker medis yang sudah dipakai itu akan berdampak pada tingginya timbunan sampah masker medis.
BACA JUGA:
Diubah menjadi produk bernilai tambah
Dawam mengatakan limbah masker medis sekali pakai berbahan plastik, yakni polipropilen yang dapat diubah menjadi bijih plastik yang kemudian bisa diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti pot, bak sampah, dan ember.
Agar tidak menjadi sampah yang berakhir di tempat pemprosesan akhir dan mencemari lingkungan, menurut dia, maka limbah masker medis dapat diolah atau didaur ulang menggunakan teknologi ekstrusi untuk mengubah limbah masker medis menjadi produk berguna.
Dalam proses daur ulang, katanya, limbah masker medis dipanaskan pada suhu tertentu, sehingga menghasilkan pelet atau bijih plastik.
"Bijih plastik ini sebenarnya memiliki nilai komersial karena bijih plastik atau pelet ini adalah bahan baku industri plastik," tutur Dawam.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!