MAKASSAR - Aksi Dinar Candy yang sengaja berbikini untuk memprotes kebijakan pemerintah soal perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membawanya pada kasus hukum dengan penetapan tersangka dugaan pornografi. Namun, di balik itu muncul pendapat jika aksi Dinar Candy hanya sebatas mencari sensasi.
Pakar Hukum Universitas Al Azhar Suparji Ahmad menyebut dugaan cari sensasi bisa dilihat dari latar belakang seseorang. Jika memiliki riwayat melakukan tindakan-tindakan yang menuai sensasi, maka, tak menutup kemungkinan hal itu menjadi motif di baliknya.
BACA JUGA:
"Melihat latar belakang yang bersangkutan dan aksi yang dilakukan kemarin itu kan saling berkorelasi. Artinya menilai seseorang itu kan tidak bisa lepas dari latar belakang dari kebiasaan-kebiasaan sebelumnya. Kalau kecenderungan selama ini bahwa sering kali melakukan sensasi maka dapat diduga apa yang dilakukan juga sebuah sensasi," ucap Suparji kepada VOI, Jumat, 6 Agustus.
Terlebih, lanjut Suparji, aksi berbikini di jalan bukanlah cara memprotes suatu kebijakan yang baik. Masih banyak cara yang bisa dilakukan dengan elegan.
Kemudian, jika aksi berbikini itu memang sengaja dilakukan oleh Dinar, maka, sudah ada pemikiran terkait dampak yang akan didapat dari tindakannya tersebut.
"Karena sekiranya ingin bermaksud protes jelas itu bukan proporsinya atau bukan jalurnya protes semacam itu. Kalau dia bermaksud melakukan sesatu dengan sengaja maka akan berisiko terhadap yang bersangkutan," papar Suparji.
Dengan alasan dan dasar itulah, diduga salah satu alasan Dinar Candy melakukan berunsur pornografi itu hanya untuk mencari sensasi. Sehingga, nantinya diharapkan dapat mendapat perhatian orang banyak.
"Maka ada kecenderungan yang bersangkutan lebih kepada cari sensasi atau cari perhatian. Mungkin dengan aksi itu orang kemvali perhatian kepada yang bersangkutan," ungkap Suparji.
Perlu pemeriksaan rinci
Terpisah, Psikolog klinis dan forensik, Kasandra Putranto belum bisa berkomentar banyak perihal dugaan motif di balik aksi Dinar Candy. Menurutnya, perlu pemeriksaan secara rinci untuk mengetahuinya.
"Kalau dari saya hanya, perlu pemeriksaan psikologi formil untuk bisa menjawab motif," kata Kasandra.
Bahkan, dari pemeriksaan psikologi nantinya tak menutup kemungkinan dapat terungkap alasan lain Dinar melakukan aksi pornografi tersebut.
"Misalnya gangguan psikologis yang mungkin menjadi latar belakang, kesadaran terhadap perilaku, unsur penyesalan, dan apakah ada pengaruh obat," tandas Kasandra.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!