MAKASSAR - Perubahan warna pada pesawat kepresidenan mengundang perhatian di media sosial. Pesawat yang tadinya didominasi warna biru kombinasi putih kini berubah berwarna merah dengan kombinasi putih.
Sorotan ini salah satunya datang dari politikus Partai Demokrat Andi Arief. Melalui akun Twitternya, dia mempertanyakan alasan pergantian warna tersebut.
BACA JUGA:
"Sekarang pesawat kepresidenan berwarna merah. Entah maksudnya apa, bisa warna bendera bisa juga corona," tulisnya pada akun @Andiarief__ yang dikutip Selasa, 3 Agustus.
Dia menyebut, pesawat kepresidenan dengan warna biru dulunya didesain oleh seorang Mayor TNI AU. Tujuannya untuk meningkatkan keamanan penerbangan sebagai warna kamuflase.
Menanggapi keramaian di media sosial, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono membenarkan adanya pengecatan yang dilakukan pada Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau BBJ 2.
Dia menjelaskan pengecatan ini sebenarnya direncanakan sejak 2019 untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-75 pada 2020 lalu. Hanya saja, pengecatan baru dilakukan sekarang karena saat itu pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin.
"Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ. Namun, pada 2019 pesawat BBJ 2 belum memasuk jadwal perawatan rutin sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan Pesawat RJ," jelas Heru kepada wartawan.
Perawatan harus dilakukan rutin
Menurutnya, perawatan tersebut harus dilakukan secara rutin dan sesuai dengan interval waktu yang ditentukan. Hal ini juga disesuaikan dengan rekomendasi pabrik.
"Perawatan rutin Pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya. Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan," kata Heru.
Lebih lanjut, dia juga membantah anggapan bahwa pengecatan itu sebagai bentuk membuang anggaran negara di tengah pandemi. Menurutnya, pengecatan ini sudah direncanakan sejak 2019 lalu dan diharap mampu memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara.
Lagipula, sebagai upaya untuk pendanaan penanganan COVID, Kementerian Sekretariat Negara juga telah melakukan refocusing anggaran pada APBN 2020 dan APBN 2021.
"Kami tambahkan bahwa proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri, sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri, yang terdampak pandemi," pungkasnya.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!