BKKBN Sulsel Lakukan Pembinaan UMKM untuk Ketahanan Ekonomi Keluarga dan Pencegahan Stunting
Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik (kiri) bersama Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel Hj Andi Ritamariani. (ANTARA)

Bagikan:

MAKASSAR - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan Hj Andi Ritamariani menjelaskan pihaknya telah melakukan pembinaan terhadap pengelola usaha mikro kecil menengah (UMKM) di 24 kabupaten/kota di Sulsel dalam rangka meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga sehingga diharapkan dapat mencegah kasus kekerdilan atau stunting.

"Kami melakukan pembinaan di 24 kabupaten/kota untuk live selling product, dan produk yang dihasilkan para ibu-ibu dan perempuan itu sudah ada yang dikirim ke Kalimantan dan Jawa," kata Andi Rita disela peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-28 di Makassar, Selasa 29 Juni. 

Dia mengatakan intervensi yang dilakukan mulai dari memberikan keterampilan atau skill sesuai dengan kondisi lokal daerah binaan.

Selain itu, juga dilakukan pembinaan terkait kualitas produk, kemasan, membantu pemasaran dan memberikan pengetahuan manajemen mengelola usaha.

Bekerja Sama dengan UMI

Untuk kegiatan ini, lanjut dia, pihaknya bekerja sama dengan lab Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan sudah sudah ditindaklanjuti setidaknya di 13 kabupaten/kota seperti di Kota Parepare dan Kabupaten Kepulauan Selayar.

Adapun produk yang dihasilkan dampingan BKKBN Sulsel di lapangan di antaranya hasil kerajinan tangan, produk makanan ringan hingga makanan siap saji.

"Apabila ketahanan ekonomi keluarga tercapai, maka kebutuhan nutri keluarga pun dapat dipenuhi sehingga ujung-ujungnya dapat mencegah stunting atau kekerdilan ini," katanya. 

Penekanan menurunkan angka stunting ini, lanjut dia, menjadi fokus dari tema nasional peringatan Harganas ke-29 yakni "Keluarga Keren Cegah Stunting". Khusus kegiatan di Makassar dihadiri Deputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik. 

Pada kesempatan tersebut, Rizal mengatakan, sejak 25 Januari 2021 BKKBN ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai KetDeputi Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Muhammad Rizal Martua Damanik. 

ua Tim penurunan Stunting di Indonesia mengingat prevalensi stunting di Indonesia masih 27.7 persen dan ditargetkan pada 2024 angka prevalensi stunting dapat diturunkan ke 14 persen.  

"Karena itu angka prevalensi stunting setidaknya dapat diturunan 2,5 -3 persen per tahun untuk mencapai target itu," katanya sembari mengimbuhkan, untuk menurunkan stunting itu salah satu upayanya dengan meningkatkan ketahanan ekonomi keluarga untuk memenuhi nutrisi keluarganya. 

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!