MAKASSAR - Investor kawakan Lo Kheng Hong mengaku tidak tertarik untuk membeli saham GoTo jika perusahaan hasil merger Gojek dan Tokopedia itu melantai di bursa saham dengan skema initial public offering atau IPO.
Dikutip dari unggahan akun Instagram Lukas Setia Atmaja, @lukas_setiaatmaja, Dosen Prasetya Mulia Business School sekaligus founder Hungry Stocks itu berbincang dengan Lo Kheng Hong dalam video yang berdurasi sekitar 3 menit 24 detik tersebut.
BACA JUGA:
"Apa tanggapan Bapak soal investasi perusahaan teknologi, perusahaan unicorn misalnya Gojek atau Toped yang rencananya akan IPO dalam waktu dekat? Karena secara PVB PER mungkin tidak menarik, tapi melihat dari tren sepertinya akan menjadi platform masa depan," tanya Lukas kepada Lo Kheng Hong terkait rencana IPO perusahaan teknologi yang baru saja terbentuk itu.
Lebih dari 20 tahun tidak pernah beli saham
Namun ternyata Lo Kheng Hong punya jawaban mengejutkan. Ia mengaku dirinya sudah lebih dari 20 tahun tidak pernah membeli saham yang baru melantai di bursa atau saham IPO.
"Pertama, saya sudah tidak membeli saham IPO 20 tahun lebih karena tidak mungkin pemilik perusahaan dan penjamin emisi mau menjual di harga undervalue, harga murah. Pasti mereka mau menjual harga IPO semahal-mahalnya," ujar pria yang disebut-sebut sebagai Warren Buffet Indonesia itu, dikutip VOI, Rabu 19 Mei.
Selama 20 tahun itu, Lo Kheng Hong menilai,tidak ada yang salah dengan harga yang ditawarkan saat sebuah perusahaan IPO. Namun, dia menegaskan pemilik perusahaan tentu tidak mau menjual produknya dengan harga murah.
Lo Kheng Hong pun mengibaratkan proses penjualan saham IPO dengan jual-beli mobil. "Mana mau si pemilik bisnis mau menjual Mercy alias Mercedez Benz di harga Toyota Avanza? Kalau bisa Avanza dijual harga Mercy," ungkap Lo Kheng Hong.
Selain itu, alasan lainnya Lho Kheng Hong tidak tertarik membeli saham perusahaan teknologi adalah ia sedikit gaptek. Bahkan, dia mengaku masih membutuhkan bantuan anaknya untuk mengikuti Zoom Meeting dengan Lukas dan komunitas Hungry Stock.
Bukan itu saja, investor saham senior tersebut mengatakan dirinya tidak bisa mengetik di komputer hingga saat ini.
"Mungkin saudara kaget, Lo Kheng Hong ngetik di komputer saja gak bisa? Karena waktu saya kuliah dulu belum ada komputer, udah gitu saya enggak mau belajar lagi karena enggak ada kebutuhan," jelasnya.
Sebagai informasi, setelah resmi mengumumkan merger, IPO GoTo, perusahaan hasil gabungan antara PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek dan PT Tokopedia agaknya hanya tinggal menunggu waktu. Kalangan pengamat, analis pasar modal, hingga pakar ekonomi sepakat meyakini bahwa cepat atau lambat aksi go public tersebut bakal terealisasi.
Namun melaluo keterangan tertulis, Senin 17 Mei, VP of Corporate Communications PT Tokopedia Nuraini Razak mengatakan bahwa setidaknya untuk saat ini, pembicaraan terkait IPO belum menjadi prioritas kedua perusahaan.
"Proses mengintegrasikan basis layanan yang sebelumnya dimiliki Gojek dan Tokopedia adalah prioritas teratas yang tengah dikebut GoTo," jelas Nuraini.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!