KSAD Dudung Beri Penghargaan untuk Kapolrestabes Semarang dan Dandim yang Ungkap Penembakan Istri Anggota TNI
Kepala Staf TNI Angkata Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman berbicara saat pers rilis kasus penembakan istri anggota TNI di Semarang/Via ANTARA

Bagikan:

MAKASSAR - KSAD Jenderal Dudung Abdurachman memberi apresiasi dan penghargaan untuk Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar dan Komandan Kodim (Dandim) 0733 Kota Semarang Letkol Honi Havana.

Penghargaan ini diberikan setelah terungkapnya kasus penembakan istri anggota TNI di Semarang beberapa waktu lalu.

 

Dalam penyerahan penghargaan di Mapolda Jawa Tengah di Semarang,  KSAD Dudung mengapresiasi pengungkapan kasus yang begitu cepat itu. Secara keseluruhan, terdapat 50 anggota Polrestabes Semarang dan 24 anggota Kodam IV/ Diponegoro yang merupakan anggota tim gabungan pengungkapan perkara itu.

"Penghargaan untuk kepolisian secara khusus yang bereaksi cepat dengan Tim TNI AD," katanya di Semarang, Antara, Senin, 25 Juli. 

Pengungkapan tindak pidana percobaan pembunuhan tersebut, lanjut dia, merupakan bentuk soliditas TNI/ Polri.

Adapun berkaitan dengan Kopda M, suami korban penembakan Rina Wulandari, yang diduga sebagai otak percobaan pembunuhan itu, Dudung telah memerintahkan untuk melakukan pengejaran terhadap yang bersangkutan.

"Ini saya ajak Danpuspom AD kalau ada kemungkinan yang bersangkutan tidak ada di Jawa lagi," katanya.

Hukuman seberat-beratnya untuk anggota TNI yang langgar aturan

KSAD menegaskan akan menghukum dengan hukuman yang seberat-beratnya anggota TNI yang melanggar aturan. "Sudah saya perintahkan kejar dalam waktu yang sesingkat-singkatnya agar segera tertangkap," katanya.

Rina Wulandari (34), istri seorang anggota TNI, ditembak orang tak dikenal di depan rumahnya, Jalan Cemara III, Banyumanik, Kota Semarang. Istri anggota Yonarhanud 15, Kopda M, tersebut ditembak dua kali di bagian perut.

Dalam pengungkapan peristiwa percobaan pembunuhan Rina Wulandari tersebut, polisi meringkus  empat pelaku yang diduga sebagai pembunuh bayaran dalam peristiwa tersebut.

Selain itu, satu pelaku berperan sebagai penyedia senjata api beserta empat butir yang digunakan untuk eksekutor penembakan.