MAKASSAR - Jika tidak ada perubahan, dua kapal Angkatan Laut Selandia Baru dan satu pesawat intai akan diterjunkan ke Kepulauan Pasifik pekan depan, untuk menjalani penugasan selama tiga bulan, demikian Menteri Pertahanan Peeni Henare menjelaskan dalam sebuah pernyataan pada Hari Jumat.
Dua kapal yang dikerahkan yaitu kapal patroli lepas pantai HMNZS Wellington (P 55), serta kapal pendukung penyelaman dan hidrografi HMNZS Manawanui (A09). Sementara, pesawat pengintai yang dikirim bersama-sama ke kawasan tersebut adalah P-3 Orion.
BACA JUGA:
Menteri Pertahanan Henare dalam pernyataan menyebutkan, pengiriman kapal dan pesawat tersebut, bertujuan untuk memberikan keamanan maritim dan dukungan lain untuk mitra Pulau Pasifik. Untuk berpatroli dan mencegah penangkapan ikan ilegal dan mencari persenjataan yang belum meledak dari perang sebelumnya, di antaranya tugas lainnya, kata pernyataan itu.
“Sekarang sebagian besar perbatasan Pasifik terbuka, kami dapat kembali ke lebih banyak kemitraan langsung untuk mendukung prioritas mitra Pasifik kami untuk mencapai kawasan Pasifik yang damai, stabil, makmur dan tangguh,” kata Henare, melansir Reuters 22 Juli.
Tangkapan tuna di kawasan Selandia Baru
Perikanan merupakan sumber daya yang signifikan bagi negara-negara Pasifik, dengan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru memprediksi tangkapan tuna di kawasan itu bernilai $5,3 miliar per tahun dan menyediakan 23.000 pekerjaan. Namun, ini terancam oleh penangkapan ikan ilegal, yang tidak dilaporkan dan tidak diatur.
“Pasifik adalah siapa kami dan juga di mana kami berada. Tantangan yang dihadapi kawasan kami adalah juga Selandia Baru, itulah sebabnya kawasan ini menjadi prioritas kebijakan luar negeri dan pertahanan bagi pemerintah,” pungkas Henare.