Kemitraan Keamanan dengan Beijing Mengundang Kritik, PM Sogavare: Tidak Ada Niat Apa Pun, untuk Meminta China Membangun Pangkalan Militer di Solomon
PM Solomon Manasseh Sogavare. (Wikimedia Commons/Presidential Office Building Taiwan)

Bagikan:

MAKASSAR - Perdana Menteri Kepulauan Solomon Manasseh Sogavare menjelaskan, reaksi terhadap negosiasi keamanan negaranya dengan China 'sangat menghina', dalam komentar pertamanya terkait perjanjian keamanan yang katanya sedang diselesaikan.

Sogavare menyebutkan kepada parlemennya pada Hari Selasa, dokumen keamanan yang bocor dengan China merupakan sebuah rancangan, dan dia tidak akan memberikan rincian tentang isi kesepakatan itu.

"Kami tidak ditekan dengan cara apa pun oleh teman-teman baru kami dan tidak ada niat apa pun, untuk meminta China membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon," katanya, melansir Reuters 29 Maret.

Lebih jauh dalam pidatonya di depan parlemen, Sogavare mengutarakan kritik terhadap negara-negara besar yang menurutnya tidak peduli jika pulau-pulau Pasifik tenggelam, karena perubahan iklim dan menganggap wilayah itu halaman belakang kekuatan besar Barat.

Dia juga membantah klaim oposisi, pakta keamanan dengan China akan mengarah pada pemerintahan otokratis.

Sogavare menjelaskan, infrastruktur yang diberikan ke Kepulauan Solomon harus dilindungi, mengacu pada tujuh stadion yang sedang dibangun oleh China dalam kesepakatan yang dicapai setelah kesetiaan diplomatik kepulauan itu beralih.

"Jika ada negara yang tidak memiliki selera politik untuk melakukan itu, kita harus memiliki pengaturan alternatif," tandasnya.

Kehadiran China bukan ancaman

Rancangan yang bocor mengungkapkan, perjanjian keamanan akan mencakup polisi bersenjata China dan militer yang melindungi proyek-proyek China. Sogavare menolak anggapan bahwa kehadiran China merupakan ancaman keamanan bagi kawasan itu.

Tak hanya itu, dia menggarisbawahi, negara kepulauan Pasifik tersebut tidak akan 'berpihak', sementara perjanjian keamanan dengan Australia akan tetap berlaku.

Ditambahkannya, dia telah mengirim pesan teks kepada Perdana Menteri Australia Scott Morrison tentang masalah ini, juga telah menulis surat kepadanya pada Selasa pagi, serta menjelaskan posisi Kepulauan Solomon ke Forum Kepulauan Pasifik, kelompok regional utama untuk politik dan ekonomi. kerjasama kebijakan.

Diketahui, Kepulauan Solomon mengalihkan kesetiaan diplomatik dari Taiwan kepada China darat di tahun 2019.

Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat telah menyatakan keprihatinan tentang potensi pakta keamanan antara pulau Pasifik dan China, setelah rancangan yang bocor menunjukkan itu akan mencakup kapal angkatan laut China.

Sebelumnya diberitakan, pada Hari Senin Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyebutkan, kesepakatan itu 'berpotensi memiliterisasi kawasan', sementara Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan Canberra akan khawatir jika kesepakatan itu mengarah ke pangkalan militer China di Pasifik.

Terkait