Sebanyak 100 Ribu Lebih Warga Sipil Ukraina Jadi Prajurit Dadakan, Siapkah Hadapi Prajurit Putin?
Prajurit Ukraina di garis terdepan (Foto via Twitter @ArmedForcesUk)

Bagikan:

MAKASSAR - Ratusan ribu warga sipil Ukraina sudah menjadi prajurit dadakan dalam menghadapi invasi Rusia. Apakah mereka siap menghadapi pasukan Vladimir Putin yang sudah terlatih berperang?

Sebagai cacatan, ada lebih dari 100.000 warga Ukraina yang telah bergabung dengan unit pertahanan teritorial negara tersebut. Bahkan lebih dari 200.000 warga Ukraina juga berinisiatif kembali dari Eropa untuk membantu Ukraina memenangkan pertempuran dengan Rusia.

Menteri Pertahanan Ukraina Alexei Reznikov memastikan, barisan warga sipil ini tidak akan dikirim ke pertempuran garis depan.

Karena mereka tidak memiliki kemampuan berperang, artinya sama saja bunuh diri jika kelompok ini berkontak langsung dengan militer Kremlin. Warga sipil ini pun baru saja diangkat sebagai tambahan pertahanan, dan dilatih mengangkat senjata melawan Rusia.

"Itu tidak masuk akal. Sebaliknya. Tentara kami menghentikan lebih banyak musuh karena termotivasi, lebih terlatih dan bersenjata," kata Menteri Pertahanan Alexei Reznikov dikutip dari BBC, Jumat 11 Maret.

Konvoi pasukan Rusia atur posisi baru

Dia menambahkan bahwa wajib militer harus memberi tahu militer tentang keberadaan mereka, dan tetap berhubungan dengan pusat rekrutmen lokal mereka.

Sementara itu, konvoi pasukan Rusia di dekat Kyiv tampaknya mulai mengatur posisi baru. Citra satelit dari Maxar Technologies mengungkapkan, konvoi yang sebelumnya ada di barat laut Bandara Antonov terdekat, kini sudah dipindah di kota-kota sekitarnya.

Maxar mengatakan bahwa gambar juga menunjukkan bagian lain dari konvoi ke utara telah memposisikan diri di dekat Lubyanka, dan mengatur posisi artileri di dekatnya.

Sebelumnya pada hari Kamis, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan bahwa pasukan Rusia telah bergerak tiga mil (5 km) lebih dekat ke Kyiv dalam 24 jam terakhir.