Wajib Diketahui Orang Tua: Menurut Ahli, Anak Bertubuh Kurus Berpotensi Lebih Sehat Dibandingkan yang Berbadan Gemuk
Ilustrasi (Cottonbro/Pexels)

Bagikan:

MAKASSAR - Anak dengan berat badan berlebih berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan. Apalagi jika anak sudah dikategorikan obesitas. Berbagai penyakit mengintai anak-anak yang kegemukan atau obesitas, seperti diabetes tipe 2, sindrom metabolik, asma atau sesak napas, gangguan tidur, hingga mengalami pubertas dini. Secara psikis, anak-anak kegemukan juga berpotensi mengalami gangguan perilaku.

Metode untuk memastikan kondisi berat anak

Namun, apakah itu berarti lebih baik anak kurus dibanding gemuk? Mengatasi kegemukan memang lebih sulit daripada mengatasi 'masalah kurus'. Tapi, hal ini tergantung juga, apakah anak memang kurus atau hanya terlihat kurus. Tentu ini adalah dua hal berbeda. Ingat, masih banyak anggapan anak gemuk lebih sehat atau lebih baik daripada anak kurus, sehingga banyak orang tua yang galau jika melihat anaknya lebih kurus daripada anak-anak lainnya. 

Untuk memastikan apakah anak kurus atau hanya terlihat kurus, metodenya sama dengan cara memastikan apakah anak kegemukan, yaitu dengan membuat plot berat badannya di kurva pertumbuhan berat badan dan tabel Indeks Massa Tubuh. Yang pasti, anak yang kekurangan berat badan akibat kurang asupan nutrisi lebih rentan terserang penyakit dibanding anak dengan berat badan normal.

Sistem imunitas tubuh yang harusnya melawan kuman penyakit dan melindungi tubuh si anak akan lebih lemah jika asupan gizi dan berat badannya kurang. Peneliti Ayodele Ogunleye dan Gavin Sandercocok dari University of Essex, melansir Parenting, Senin 8 November, menemukan, anak yang berat badannya di bawah normal juga lebih berisiko terkena osteoporosis.

Risiko berat badan kurang pada anak

Hal yang paling dikhawatirkan yaitu berat badan kurang juga dapat menyebabkan tinggi anak badan rendah dan gagal tumbuh. Tapi, sekali lagi, untuk memastikannya, perlu pantauan serius dengan melihat kurva pertumbuhan anak, bahkan konsultasi dengan dokter.

Dokter akan memeriksa asupan nutrisi dan mengecek ada atau tidaknya kelainan organ tubuh. Jika perlu, akan dilakukan berbagai pemeriksaan untuk mencari penyebab berat badannya tidak bertambah, seperti pemeriksaan darah untuk melihat ada tidaknya anemia (kekurangan sel darah merah), kecukupan zat besi, ada tidaknya infeksi, pemeriksaan hormon, pemeriksaan bone age, dan beberapa hal lainnya.

Bila dari hasil pemeriksaan anak tidak didapati penyakit atau kelainan fungsi tubuh yang mengganggu perkembangannya, Anda harus meningkatkan asupan nutrisinya melalui pemberian makanan tinggi kalori. Cobalah lebih sering memberinya makan, seperti 6 kali sehari. Pastikan jenis makanannya juga bergizi, penuh dengan kandungan karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral yang cukup. Hanya karena anak underweight, ini tidak juga berarti ia boleh sepuasnya melahap junk food dan fast food tiap kali makan.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!