Makassar— Gangguan tidur yang ditandai dengan berbicara, mengigau, tertawa, menggerutu tanpa disadari dialami ketika tidur. Somniloquy adalah jenis parasomnia yang biasanya tidak terkendali, misalnya menggertakkan gigi atau berjalan ketika tidur.
Melansir News Medical Live Sciences, Kamis, 06 Mei, somniloquy biasanya terjadi selama tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM) atau Rapid Eye Movement (REM).
BACA JUGA:
Kondisi ini dialami oleh pria dan wanita segala usia, termasuk anak-anak. Studi yang dilansir Frontiers for Young Minds mencatat somniloquy dialami lebih dari setengah dari seluruh penduduk di dunia.
Uniknya, pada beberapa kasus, somniloquy terjadi turun-temurun. Biasanya terjadi dalam genetik yang dominan yang menurun ke generasi selanjutnya. Berbicara ketika tidur dianggap normal untuk anak-anak. Terutama dialami setelah melewatkan hari yang menyenangkan.
Sedangkan pada orang dewasa lebih lebih sering dialami setelah banyak kejadian yang terjadi dalam sehari atau mengalami stres. Bicara saat tidur di banyak kasus dialami orang yang sehat, baik secara mental maupun fisik.
Tetapi ada juga yang mengalami somniloquy diikuti gejala apnea, sakit kepala kronis, mimpi buruk, maupun mengalami teror pada malam hari.
Berbicara ketika tidur bisa dimengerti tetapi ada juga kata-kata yang diucapkan kurang bisa dipahami sebab hanya satu atau dua patah kata saja. Meskipun ada yang mengalami seperti berbicara biasa, artinya setiap orang mengalami gejala yang bervariasi.
Berdasarkan laporan studi, dari 50 persen orang yang mengalami simniloquy kurang bisa dipahami maksud kata-katanya. Sebab umumnya pengalaman berbicara ketika tidur ini sulit diingat kembali oleh orang yang mengalami, maka hubungan yang jelas dengan kehidupan sehari-hari tidak bisa tertangkap.
Penyebabnya berkaitan dengan genetika
Penyebab somniloquy, menurut ahli masih belum dipahami dengan jelas. Namun, penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil bahwa berbicara ketika tidur ini berkaitan dengan genetika. Anak-anak yang berbicara sambil tidur cenderung memiliki orang tua yang mengalami hal sama.
Berbicara saat tidur juga dialami oleh sebagian besar individu dengan masalah mental, seperti stres pasca-trauma (PTSD), depresi, dan kecemasan. Berbicara ketika tidur juga dikaitkan dengan mimpi buruk, ini yang sering dialami oleh anak-anak.
Obat antidepresan dan minum alkohol juga bisa menyebabkan somniloquy. Nah, kondisi tubuh saat demam juga jadi salah satu dari sejumlah daftar penyebab orang mengigau ketika tidur.
Menurut ahli, tidak ada cara yang tepat untuk menyembuhkan kebiasaan ini. Kecuali melakukan dua hal, yaitu mengatur pola tidur yang sehat dan mengelola kebersihan tidur, seperti kamar tidur mesti bebas bising, pencahayaan redup, kasur dan bantal yang nyaman.
Meskipun somniloquy tidak berbahaya, tetapi dapat mengganggu teman tidur Anda. Saran terakhir dari ahli, seseorang perlu mengelola perasaan yang menyebabkan stres, depresi, dan kecemasan untuk mengatasi somniloquy.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!