Pasukan Rezim Militer Myanmar Diserang Pejuang Sipil: 9 Tentara Tewas, 20 Senjata Polisi Disita
Ilustrasi bentrok anti-kudeta militer Myanmar. (Wikimedia Commons/VOA News)

Bagikan:

MAKASSAR - Minggu sore, 27 Juni, Sembilan tentara junta tewas dalam baku tembak dengan pejuang perlawanan sipil di Kale Township, Sagaing Region.

Pasukan Pertahanan Rakyat Kale (PDF) menyergap tiga kendaraan militer yang membawa sekitar 50 tentara di jalan raya Gangaw-Kale, menurut Kale PDF seperti mengutip The Irrawaddy Selasa 29 Juni.

Pasukan rezim militer Myanmar yang melakukan perjalanan dari Gangaw ke Kale disergap antara desa Thanphu dan Khway Kyein. PDF Kale mengatakan setidaknya sembilan tentara junta tewas, sementara tidak ada korban dari pihak PDF. The Irrawaddy tidak dapat mengkonfirmasi korban secara independen.

Seorang petani di dekatnya terluka oleh peluru, kata seorang penduduk desa Thanphu kepada Irrawaddy pada hari Senin. Sementara, seorang warga desa berusia 56 tahun ditahan oleh pasukan junta setelah baku tembak dengan para pejuang perlawanan, meski telah menyatakan tidak terkait dengan konflik tersebut.

Sebagian besar dari 4.000 penduduk desa Thanphu dan beberapa penduduk desa Khway Kyein telah meninggalkan rumah mereka.

"Kami tidak ingin perang karena kebanyakan orang sakit dan kami menghadapi bahaya pandemi COVID-19. Mereka yang melarikan diri menderita kesulitan di hutan," tutur penduduk tersebut.

Pada Sabtu sore, lebih dari 20 kendaraan militer yang melakukan perjalanan dari Gangaw ke Kale terkena ranjau darat yang diletakkan oleh Kale's PDF di jalan raya Gangaw-Kale dekat desa Natchaung. PDF Kale menyebut ada korban militer dalam serangan itu.

Kelompok Etnis Bersenjata Sita Senjata dari Polisi

Terpisah, kelompok etnis bersenjata Arakan Army (AA) telah menyita senjata dari polisi junta yang ditempatkan di halaman Kuil Buddha Mahamuni yang suci di Kyauktaw, Negara Bagian Rakhine.

Pasukan AA mengepung pos polisi sementara di kuil sekitar pukul 01:00 pada Hari Minggu, kemudian melakukan penyergapan tanpa perlawanan dari polisi Myanmar yang berada di sana. 

AA kemudian melucuti senjata lebih dari 20 petugas polisi dari batalion polisi Mrauk-U yang tinggal di sana, menurut seorang warga Kyauktaw yang tinggal di dekat pagoda.

"AA telah berulang kali memperingatkan agar tidak menempatkan pasukan junta di kuil. Peziarah terlalu takut untuk mengunjungi pagoda karena kehadiran mereka. Jadi pasukan AA mengepung polisi dan mengambil senjata mereka sekitar pukul 01.00 pada hari Minggu. Tetapi petugas polisi tidak terluka," terang seorang penduduk.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!