MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Unicef sebagai organisasi pendanaan anak-anak dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berkolaborasi guna memastikan keamanan pembukaan sekolah tatap muka yang dijadwalkan pada Juli 2021.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan dr Nurul di Makassar, Rabu, mengatakan Dinas Pendidikan Sulsel akan bersurat kepada seluruh kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota dalam rangka komunikasi dan koordinasi untuk memastikan vaksinasi guru berjalan lancar.
"Kerja sama yang terjalin antara dua pihak ini dalam berusaha mempercepat cakupan vaksinasi," ujarnya.
Kepala Kantor Perwakilan Unicef Wilayah Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja mengemukakan peran serta Unicef dalam mengawal pelaksanaan sekolah tatap muka telah dilakukan dari tingkat pusat hingga wilayah, salah satunya sinkronisasi data vaksinasi guru pada tingkat pusat hingga wilayah.
Hal tersebut, kata dia, untuk menyajikan validitas data kepada masyarakat dalam meyakinkan mereka terhadap aktivitas pembukaan sekolah tatap muka.
Dia menjelaskan bahwa hal itu dilakukan karena adanya perbedaan cakupan data vaksinasi yang dilaporkan di provinsi dan Kementerian Kesehatan, sedangkan cakupan vaksinasi di Sulsel paling tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali.
"Dari hasil 'cross check' (cek silang) kami di lapangan, yah memang cakupan data vaksinasi umum maupun guru sudah tinggi. Kita memang bantu agar klop datanya. Kita konsen (konsentrasi, red.) ke vaksinasi guru, karena memastikan tatap muka lancar harus dipastikan vaksinasi," urainya.
Sebelumnya, vaksinasi guru dinilai masih bercampur dengan data vaksinasi lainnya, termasuk beberapa guru juga telah masuk kategori petugas publik sehingga telah divaksin sebelum adanya instruksi vaksinasi guru.
Ia menjelaskan tentang pentingnya data yang jelas terkait dengan vaksinasi guru untuk mendorong kepercayaan publik.
Siapkan program khusus asistensi
Pada pembukaan sekolah tatap muka yang dijadwalkan Juli 2021, Unicef juga menyiapkan program khusus asistensi ke Dinas Pendidikan dalam melihat dan memastikan mutu belajar mengajar berlangsung dengan baik.
Unicef telah memilih Kota Makassar dan Kabupaten Bone sebagai dua daerah dengan populasi tinggi, mewakili perspektif urban dan plural. Kegiatan ini rencananya berlangsung selama satu tahun.
Kegiatan tersebut akan dilakukan dan dikembangkan Dinas Pendidikan setempat dan Unicef hadir dalam rangka penguatan sistem dan program yang disebut "Penguatan Pembelajaran Aman".
Program ini akan konsentrasi pada pemodelan proses protokol kesehatan di sekolah, seperti 3M, penyiapan sarana sanitasi, protokol pembelajaran, kualitas pembelajaran, hingga daya serap siswa saat belajar pada jam terbatas.
"Fokus ke SD. Ada khusus bagian kami, itu di tahap awal, karena menurut hemat kita ada risiko bahwa standar literasi dan kompetensi yang mereka terima itu drop. Makanya dikuatkan di kelas-kelas awal," ungkap Henky.
Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!