Pernah Mendengar Fase Purple Crying pada Bayi? Berikut Cara Mengatasinya
Ilustrasi (Wiliam Fortunato/Pexels)

Bagikan:

MAKASSAR - Namanya bayi memang wajar kalau dia sering menangis sebagai bentuk komunikasi. Namun, tau tidak ada istilah purple crying? 

Jadi pada fase purple crying, bayi akan menangis lebih sering dan bisa sangat lama. Biasanya dimulai saat berusia 2, mencapai puncak di 8 minggu, dan perlahan akan berhenti sendiri ketika memasuki minggu ke-12. 

Apa itu purple crying?

Tenang, pada fase ini bayi yang menangis tidak berubah menjadi warna ungu ya! Lalu, apa sih yang dimaksud purple crying? Istilah purple sendiri merupakan penyebutan yang menandakan karakter tangisan bayi. 

P (peak crying): Ini adalah fase ketika bayi mulai sering menangis lebih sering dari biasanya. 

U (unpredictable crying): Bayi akan menangis tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.  

R (resist soothing): Ketika menangis, ia sulit dihentikan. 

P (pain-like face): Ibu akan melihat bayi berekspresi seperti sedang kesakitan tapi tidak menemukan penyebabnya. 

L (long-lasting): Tangisan bayi bisa sangat lama, sekitar 30-40 menit. Jika dihitung seharian, total waktu menangisnya bisa 5 jam atau lebih. 

E (evening): Sore dan malam hari adalah waktunya ia menangis lebih lama.

Lalu bagaimana mengatasi situasi saat purple crying terjadi? Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah kontak skin to skin dengan bayi. Ibu bisa memeluknya dan memberikan rasa nyaman. Agar ia lebih hangat, bisa sambil diselimuti dengan menggunakan selimut bayi yang lembut. 

Ibu juga bisa menggendong bayi sambil berjalan-jalan di rumah atau menggoyang-goyangkan tubuhnya. Berdekatan dengan bayi dapat memberi tahu bahwa orang tuanya ada di sisinya dan ia akan selalu aman. 

Jika ia menangis di dekat waktu mandi, cobalah memandikannya dengan air hangat untuk membuatnya tenang dan rileks. Tapi kalau belum waktunya dan cuaca di luar sedang cukup sejuk, bisa juga menggendongnya dan membawa ia keluar rumah untuk menikmati udara segar.

Jangan lupa untuk mengecek kondisi tubuhnya, termasuk suhu atau mungkin ada hal-hal yang membuat ia tidak nyaman. Bisa saja ia memang menangis karena gatal, gerah, ada ruam, digigit nyamuk, lapar atau kedinginan.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!