MAKASSAR - Ibunda Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Tjutju Sukaesih, mengaku sempat menitipkan kain kafan kepada putranya tersebut saat akan berangkat ke Swiss menjemput jenazah cucunya, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril.
Hal tersebut diungkapkannya saat bicara di pemakaman cucunya pada hari ini, Senin, 13 Juni.
BACA JUGA:
Tjutju mengisahkan dirinya selalu berdoa dan berharap cucunya itu bisa ditemukan setelah hilang terseret arus di Sungai Aare, Bern, Swiss pada 25 Mei lalu.
"Dan takdirnya seperti yang kita saksikan. Tapi saya mohon supaya bisa dikuburkan di Indonesia, khususnya dan kini kita saksikan tempat Eril dikuburkan dan kita doakan semuanya," kata Tjutju yang duduk di sebelah Ridwan Kamil seperti tayangan YouTube Humas Pemprov Jawa Barat.
Saat Ridwan Kamil bertolak ke Swiss untuk menjemput jenazah Eril setelah ditemukan, Tjutju menyebut sempat menitipkan kain kafan.
"Dan itulah yang saya ingin sampaikan bahwa doa saya telah terkabul dan saya telah menitipkan kain kafan kepada anak saya pada saat di Swiss untuk mengkafani beliau," ujarnya.
Jenazah diiringi ribuan warga
Tjutju menjelaskan ada banyak hal yang bisa dipelajari dari cucunya. Dia berharap amalan baik yang dilakukan Eril bisa ditiru oleh banyak pihak.
"Alhamdulillah pelajaran bagi saya, sebagai neneknya bahwa saya belum tentu seperti Eril. Mohon doanya supaya kita semua belajar dari apa yang Eril lakukan," ungkap Tjutju.
"Dan semoga, khususnya anak saya Mochammad Ridwan Kamil dijadikan pemimpin yang adil menurut engkau Ya Allah. Bukan adil menurut manusia, karena manusia sering tidak puas. ... Tujuan kita hanya ibadah pada Allah," imbuh dia.
Diberitakan sebelumnya, jenazah Eril dibawa ke pemakaman di Cimaung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dari Gedung Pakuan sekitar pukul 09.00 WIB. Sepanjang perjalanan, iring-iringan mobil jenazah disambut oleh masyarakat.
Eril meninggal dunia karena terseret arus sungai Aare saat berenang bersama adik dan seorang temannya yang tinggal di Swiss.
Jenazah anak sulung Ridwan Kamil itu ditemukan oleh seorang guru sekolah dasar (SD) bernama Geraldine Beldi di Bendungan Engehalde setelah pencarian selama dua minggu.