Otoritas Ukraina Temukan Sejumlah 410 Mayat di Dekat Kyiv, Saksi Hidup Trauma Tidak Mampu Bicara
Mobil warga sipil korban di Bucha, Ukraina (Wikimedia Commons/npu.gov.ua./National Police of Ukraine)

Bagikan:

MAKASSAR - Sejumlah 410 mayat telah ditemukan Otoritas Ukraina di kota-kota dekat Kyiv, sebagai bagian dari penyelidikan kemungkinan kejahatan perang oleh Rusia, sementara beberapa saksi sangat trauma dengan cobaan berat mereka, sehingga mereka tidak mampu berbicara, jaksa tinggi negara itu menjelaskan pada Hari Minggu.

Setelah Rusia menarik diri dari beberapa daerah di sekitar Kyiv, Wali Kota di Bucha, sebuah kota yang dibebaskan 37 km (23 mil) barat laut ibukota, menjelaskan sekitar 300 penduduk telah dibunuh oleh pasukan Rusia, sementara pejuang Chechnya menguasai daerah itu.

Rusia telah beri bantahan terhadap tuduhan bahwa pasukannya membunuh warga sipil di Bucha. Moskow mengatakan tidak ada penduduk yang menderita akibat kekerasan dari pasukan Rusia, menuduh Kyiv menjalankan apa yang dianggapnya sebagai provokasi yang dibuat-buat untuk media Barat.

Jaksa Ukraina dapat memasuki Kota Bucha, Irpin dan Hostomel untuk pertama kalinya pada Hari Minggu. Mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengetahui tingkat kejahatan, kata Jaksa Agung Iryna Venedyktova.

"Kami perlu bekerja dengan para saksi," ujar Venedyktova, melansir Reuters 4 April.

"Orang-orang saat ini sangat tertekan sehingga mereka secara fisik tidak dapat berbicara," ungkapnya.

Sebanyak 140 mayat telah diperiksa

Dia menjelaskan, sejauh ini 140 mayat telah diperiksa, tetapi dia akan meminta kementerian kesehatan untuk menerjunkan ahli forensik ke rumah sakit lapangan di wilayah Kyiv sebanyak mungkin.

"Ratusan orang tewas. Disiksa, dieksekusi warga sipil. Mayat di jalan-jalan. Daerah ranjau. Bahkan mayat orang mati ditambang," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terpisah.

Zelensky mengatakan, jelas Barat akan menerapkan serangkaian sanksi baru terhadap Rusia, tetapi menurutnya itu tidak cukup.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Denys Monastyrskiy menyebutkan, ratusan warga sipil telah tewas, tetapi dia tidak ingin mengatakan secara pasti berapa banyak, karena upaya masih dilakukan untuk membersihkan ranjau di daerah itu.

"Warga setempat banyak yang dianggap hilang. Kami tidak bisa memberikan angka pasti, tapi ada banyak orang," singkatnya.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!

Terkait