5 Fakta Mengenai Pentingnya Karbohidrat bagi Tubuh
Ilustrasi sumber dan fungsi karbohidrat (Unsplash/Young Shih)

Bagikan:

MAKASSAR - Banyak orang salah mengira jika karbohidrat itu berbahaya dan perlu dijauhi apalagi saat melaksanakan diet. Lalu mengapa penderita diabetes, misalnya, tetap disarankan untuk mengganti dengan gula jagung. Singkat kata, hal tersebut menggambarkan peran karbohidrat untuk tubuh.

Berikut fakta-fakta tentang seberapa pentingnya karbohidrat untuk tubuh kita, dilansir Medical News Today, Jumat, 29 Oktober.

Karbohidrat ada dalam berbagai macam makanan

Keliru apabila jenis karbohidrat hanya merujuk roti, nasi, dan kentang saja. Karbohidrat ada dalam berbagai makanan, seperti dalam biji-bijian, kacang polong, susu, buah-buahan, dan sayuran. Untuk Anda yang sedang diet, sajian per porsi dari 5 jenis karbohidrat tersebut perlu diukur. Seperti 15 gram untuk biji-bijian, 17 gram kacang polong, 11 gram susu, 15 gram buah-buahan, dan 5 gram sayuran.

Karbohidrat dipecah menjadi glukosa untuk energi tubuh

Suplai energi tubuh berasal dari makronutrien, salah satunya karbohidrat, yang dipecah menjadi glukosa. Karbohidrat sendiri terdapat tiga jenis, antara lain pati, gula sederhana, dan serat makanan. Namun banyak yang keliru dan menganggap karbohidrat adalah makanan bertepung.

Karbohidrat adalah jenis makronutrien

Jenis makronutrien antara lain karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiganya berfungsi menyediakan energi bagi tubuh. Penting atau tidaknya, masih dalam perdebatan karena ditentukan oleh faktor kesehatan seseorang sehingga diperlukan jenis dari ketiga makronutrien sekaligus porsi yang tepat.

Karbohidrat penting sebab menyediakan vitamin B dan fitokimia

Dalam menu diet, memilih karbohidrat yang sehat itu cukup penting, sebab sebagai penyimpan makronutrien esensial seperti vitamin B dan fitokimia yang bermanfaat menangkal penyakit. Nah, karbohidrat yang perlu dihindari yaitu asupan makanan bertepung.

Cara kerja karbohidrat sebagai penghasil energi

Setelah karbohidrat dipecah menjadi glukosa, kemudian mengalami serangkaian reaksi enzim dan menghasilkan substrat penghasil energi piruviat dan laktat dalam proses glikolisis.

Ketika kondisi metabolisme dan ketersediaan oksigen normal, piruvat merupakan bahan utama untuk produksi energi di mitokondria sel. Namun, ketika selama aktivitas fisik yang intens, misalnya ketika olahraga, asam laktat menjadi substrat utama yang digunakan tubuh untuk menyediakan energi bagi sel-sel otot.

Nah, ketika karbohidrat dibatasi atau sedang menjalani diet, produksi keton jadi lebih dominan untuk memenuhi kebutuhan energi. Tubuh jadi bergantung pada asam amino ketogenik dan asam lemak untuk proses metabolisme. Produksi keton terjadi di hati, tetapi molekul-molekulnya disirkulasikan ke otak, jantung, ginjal, dan otot untuk memasok energi.

Biasanya, orang-orang yang sedang menjalani program penurunan berat badan akan melakukan diet ketogenik. Terutama untuk menurunkan gula darah dan faktanya pembatasan lemak pada makanan yang dimakan mengarah pada kehilangan lemak tubuh lebih signifikan.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!