Anda Merasa Takut Kehilangan Seseorang yang Dicintai? Hati-Hati dengan Thantophobia
Ilustrasi ketakutan kehilangan (Unsplash/Gadiel Lazcano)

Bagikan:

MAKASSAR - Pada kondisi tertentu yang lebih serius, rasa takut dan cemas memerlukan diagnosis lebih lanjut secara medis. Seseorang yang terdiagnosis mengalami thantophobia atau sedang dalam proses berkabung atas meninggalnya orang yang ia cintai, lebih mudah memilih untuk hidup sendiri.

Thantophobia, dianggap sebagai kecemasan yang berhubungan dengan rasa takut akan kematian, prosesnya, dan kehilangan seseorang yang dicintai. Dikutip dari Sintelly, Kamis, 21 Oktober, fobia ini dapat membuat seseorang mengalami kesulitan dalam mengatasi rasa panik dan khawatir.

Pikiran negatif tersebut tidak dikenali dalam kriteria diagnostik tertentu yang digunakan ahli kesehatan mental. Diagnosis fobia ini lebih diketahui sebagai gejala gangguan kecemasan umum.

Penyebab Thantophobia

Thantophobia berasal dari bahasa Yunani, thanato yang berarti ‘kematian' dan phobia yang berarti ‘ketakutan masing-masing’. Siapa pun dapat berisiko mengalami thantophobia baik pria dan wanita. Usia 20-an paling berpotensi mengalami fobia ini. Namun lebih mungkin bagi orang tua untuk mengalami thantophobia terutama ketika mengalami kesehatan buruk dan kondisinya menurun seiring bertambahnya usia.

Menurut laporan medis, orang yang didiagnosis dengan keterbatasan hidup atau kondisi kesehatan yang serius juga mungkin mengembangkan thantophobia. Penyebab fobia ini biasanya disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Sebagian besar, fobia kehilangan dan ketakutan diakibatkan pengalaman traumatis selama masa kanak-kanak.

Para ilmuwan meyakini bahwa kimia otak, genetika, dan keturunan adalah faktor pembentuk pengalaman hidup yang berbeda serta berperan mengembangkan fobia termasuk thantophobia.

Gejala-gejala thantophobia

Orang yang mengalami thantophobia sering mengalami gejala ketakutan ketika memikirkan perihal kematian dan kehilangan. Gejalanya diikuti serangan panik dan perasaan cemas meningkat. Diikuti juga gejala fisik seperti pusing, berkeringat, mual, dan jantung berdebar.

Pengobatan untuk thantophobia dapat dilakukan dengan psikoterapi. Adapun rencana perawatan dilakukan oleh seorang terapis atau konselor yang mempertimbangkan pengalaman pribadi, riwayat medis, usia, dan tingkat keparahan gejala.

Selain itu, terapi bicara seperti terapi perilaku kognitif dan beberapa obat dengan resep akan diberikan untuk orang yang mengalami thantophobia.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!