Cegah Kanker Payudara dengan Deteksi Dini, Berikut Caranya
Ilustrasi (Antara)

Bagikan:

MAKASSAR - Dokter spesialis bedah onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Bob Andinata menjelaskan, penderita kanker payudara mempunyai harapan besar untuk sembuh total jika penyakit tersebut terdeteksi sejak awal sehingga skrining dan deteksi dini dapat dilakukan.

"Dengan deteksi dini, kita bisa menemukan kanker di stadium awal. Angka kesembuhan tinggi dan biaya yang dikeluarkan juga lebih kecil," kata dr. Bob dalam webinar Jumat kemarin dilansir Antara.

BACA JUGA:


Jika ditemukan kanker payudara stadium 0, dr. Bob mengungkapkan angka kesembuhannya dapat mencapai 99-100 persen. Adapun kanker stadium 1, angka kesembuhannya 95-99 persen.

"Kita berharap dengan skrining ditemukan kanker yang stadium 0-1. Tidak usah takut. Pasca menjalani treatment yang tepat, angka kesembuhannya tinggi," ujar dr. Bob.

Namun, jika kanker sudah berada di stadium 2, maka angka kesembuhannya berkurang menjadi 70-80 persen. Sedangkan angka kesembuhan bagi stadium 3 adalah 50 persen dan stadium 4 hanya 20 persen, kata dr. Bob.

dr. Bob selanjutnya menjelaskan, deteksi dini dapat dijalani dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) setiap hari ketujuh hingga ke-10 dari hari pertama haid dan SADANIS (Periksa Payudara Klinis) dengan bantuan tenaga kesehatan.

"Kalau sudah menopause, diingat-ingat lagi biasanya haid setiap tanggal berapa, apakah di awal, di pertengahan, atau di akhir bulan," tambahnya.

Langkah-langkah SADARI

Pemeriksaan SADARI dapat diterapkan dengan beberapa cara. Cara pertama, angkat tangan sambil bercermin dan periksa apakah ada kemerahan atau bengkak di payudara. Cara kedua, Anda bisa meletakkan tangan di pinggang dan periksa payudara seperti cara pertama. Cara ketiga, tekan payudara dari atas ke bawah atau melingkar dan rasakan apakah ada benjolan.

Cara keempat, tekan payudara ke arah puting dan lihat apakah ada cairan yang keluar. Sedangkan cara terakhir dapat dilakukan dengan posisi berbaring dan tekan payudara secara melingkar.

Menurut data The Global Cancer Observatory, pada tahun 2020 kanker payudara telah menjadi penyebab kematian nomor dua di Indonesia. Adapun gejala klinis kanker payudara, kata dr. Bob, umumnya berawal dari munculnya benjolan tanpa rasa nyeri sehingga kebanyakan orang merasa tidak perlu memeriksakan diri ke dokter.

"Kalo nyeri, biasanya pasien cepat memeriksakan diri. Tapi kalau gak nyeri, nanti-nanti terus. Padahal kalau benjolan sudah nyeri, bisa jadi sudah masuk ke stadium 3 atau 4," ujarnya.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, waktunya merevolusi pemberitaan!      

Terkait