Makassar—Banyak orang beranggapan bahwa cinta antar pasangan itu dikarenakan campur tangan takdir. Tak sedikit pula yang pasrah pada takdir dan meletakkan ekspektasi mencintai serta dicintai pasangan selama-lamanya.
Namun, menurut psikologi, dilansir Psychology Today, Kamis, 2 September, cinta yang romantis –atau cinta pada pasangan- meliputi intensi, ikatan, dan seksual chemistry. Selain itu, setiap pasangan juga mengalami ketidaksepakatan dan kegelisahan.
BACA JUGA:
Dua hal yang terakhir membuat pasangan ‘terobsesi’ satu sama lain dan berpotensi membuat hubungan tidak berlangsung selamanya. Jadi, apa saja yang membuat cinta bisa berkurang? Berikut hal yang perlu direfleksikan ketika punya ekspektasi hubungan berpasangan untuk selamanya.
-
Kurang aktif menjalin kedekatan emosional
Keaktifan dalam membuat momen adalah kekuatan untuk menjaga perasaan cinta. Jika salah satunya bersikap pasif tanpa memberikan sinyal-sinyal ikatan emosional, hubungan hanya akan berjalan satu arah. Ini bisa membuat pasangan enggan untuk mencurahkan cinta sepenuhnya.
-
Sibuk urusan masing-masing
Ketika bersepakat untuk menjalin komitmen, setiap orang dari pasangan berarti telah bersepakat untuk membangun cinta. Setidaknya yang dirasakan untuk pasangannya. Nah, jika sibuk urusan masing-masing dan tanpa memberikan perhatian bisa-bisa cinta tidak lagi hangat dirasa.
-
Terlalu sering berdua
Sebaliknya, terlalu sering berdua juga bisa mengurangi kadar cinta. Yang dulunya ada bumbu-bumbu rindu, karena terlalu mengikat, jadi bikin cinta biasa-biasa saja dan tidak membuat berdebar.
-
Tidak berpikiran dewasa
Hubungan berpasangan yang masih ‘muda’ banyak diwarnai pertengkaran untuk menuntut rasa hormat. Menurut Michael Karson, Ph.D., seorang profesor psikologi di Universitas Denver, banyak orang menikah sebelum identitas mereka sendiri tergali secara maksimal dan efeknya pertengkaran terjadi.
Rekomendasi Karson, mencintailah dengan dewasa sehingga saat terjadi konflik tidak mengurangi rasa hormat pada pasangan Anda.
-
Harga diri terlalu tinggi, bahkan pada pasangan
Memiliki harga diri memang perlu, terutama untuk menjaga self esteem tetap imbang. Self esteem ini berkaitan dengan merasa diri berharga di mata pasangan. Apabila sebaliknya, tidak merasa berharga, justru bisa memicu konflik besar. Karena hal tersebut, tak jarang terjadi pertengkaran hebat.
Mencoba untuk menghargai kekurangan atau kelemahan pasangan adalah kunci untuk menjaga debaran cinta.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!