Makassar—Persahabatan si kecil bisa saja berubah jadi permusuhan. Apa yang akan Anda lakukan saat anak menceritakan hal itu kepada Anda? Memarahinya atau menasihatinya panjang lebar? Atau mengontak ibu temannya dan mengungkapkan kekesalan Anda?
Menurut Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., psikolog klinis merangkum buku The Unwritten Rules of Friendship, Jumat, 10 Desember, alih-alih turun tangan untuk merampungkan permusuhannya, sebaiknya orang tua bertugas untuk menemani mereka selama memiliki masalah dan mendampingi mereka untuk menyelesaikannya.
BACA JUGA:
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat Anak sedang bermusuhan dengan temannya:
Tunjukan Empati
Coba katakan: “Hmm…, kamu kesal sekali pasti, ya?” Dengan mendapat empati Anda, ia akan merasa lebih tenang dan dapat berusaha mengendalikan emosinya.
Hati-hati Berkomentar
Jaga agar Anda tidak keceplosan mengeluarkan kata-kata yang menyudutkan teman anak Anda. Hal ini bisa memperbesar kebencian sang anak kepada temannya. Selain itu, ini juga berpotensi membuat anak Anda jumawa karena merasa dirinya paling benar dalam kejadian tersebut.
Jadi Tape Recorder
Dengarkan ceritanya. Bercerita akan membuatnya lebih baik. Namun, bagi anak yang memiliki kecenderungan lebih tertutup dan diam, bercerita menjadi hal yang sulit. Pancing dengan pertanyaan “Si X, kok, sudah lama tidak main ke sini, ya?”
Ajak Evaluasi
Apakah permusuhan terjadi karena ada satu sikapnya yang menyakiti temannya atau membuat temannya terganggu. Jika iya, ajarkan ia untuk memperbaiki hal tersebut agar kejadian yang sama tidak berulang di pertemanan yang lain.
Mengajak Mengingat Masa Pertemanannya
Pancing ingatannya dengan kalimat, “Padahal dulu kalian selalu bersama, ya. Kalau sudah main berdua sampai susah dipisahkan. Apa nggak sayang kalau sekarang tidak berteman lagi?”
Mengajarkan Minta Maaf
Maaf mungkin menjadi salah satu kata yang paling sulit diucapkan bagi anak-anak. Tapi cobalah untuk mendorongnya dengan lembut.
Lakukan Investigasi
Jadilah objektif dengan tidak menjadikannya satu-satunya sumber. Anda bisa mencoba mencari tahu dengan mengamati keseharian si kecil, menanyakan ke guru atau ke teman-teman yang lain.
Mengajarkan Jadi Pemaaf
Apabila memang bukan anak Anda yang bersalah dan menjadi penyebab permusuhan, Anda perlu mengajarkannya untuk memaafkan kesalahan temannya. Ajarkan kepadanya tentang nikmatnya memaafkan.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!