MAKASSAR - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menargetkan akan mengantongi laba bersih di tahun ini hingga Rp2 triliun. Target laba akan disesuaikan dengan pertumbuhan kredit yang sebelumnya ditargetkan 9 persen menjadi 6 persen.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo menjelaskan upaya tersebut dilakukan dengan memperbaiki proses bisnis dengan beragam strategi mulai dari efisiensi, digitalisasi, perampingan outlet, hingga meningkatkan fee based income melalui transaksi non-kredit.
BACA JUGA:
"Intinya bahwa BTN saat ini berusaha meningkatkan laba dan menjaga sustainability keberlanjutan (bisnis) pada saat yang sama jadi kalau target laba tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pinjamannya kurang lebih seperti itu. Kalau bisa Rp2 triliun ya kami usahakan," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu, 28 Juli.
Optimis mencapai target
Haru mengaku optimistis target tersebut dapat dicapai hingga akhir tahun. Sebab, sejauh ini kinerja perseroan tengah dalam tren positif meskipun dihantam pandemi COVID-19.
Kinerja positif tersebut tercermin dari laba perseroan di kuartal II tahun 2021 yang tumbuh 19,87 persen pada kuartal II tahun 2021 dan mengantongi laba sebesar Rp920 miliar dibandingkan dengan kuartal I tahun 2021 yang mencapai Rp768 miliar.
Haru mengungkapkan, raihan laba bersih itu ditopang oleh pertumbuhan kredit perumahan rakyat (KPR) bersubsidi. Tak hanya itu, tingkat kredit macet atau non performing loan (NPL) juga menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada kuartal I tahun 2021, tingkat NPL tercatat mencapai 4,7 persen, sedangkan di kuartal II 4,10 persen.
"Bagi kami, tumbuh positif dan berkelanjutan merupakan prioritas kami terutama dalam menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang," jelasnya.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!