MAKASSAR - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pemerintah sudah melakukan pengaturan ulang terkait penggunaan anggaran dalam hal melindungi masyarakat dari dampak pandemi COVID-19.
Menurut Menkeu, sebelumnya negara memprioritaskan skema pemberian bantuan sosial (bansos) tunai atau BLT maupun barang pokok sebagai bantalan ekonomi untuk menjaga daya beli. Namun, mulai saat ini dan selanjutnya, penggunaan anggaran akan difokuskan untuk memperkuat pos subsidi energi, seperti BBM, LPG, dan juga listrik.
BACA JUGA:
-
| BERITA
PLN Sosialisasikan Kompor Induksi kepada Tim Penggerak PKK se-Sulawesi Selatan
13 Desember 2021, 10:07
“Jadi kalau dulu tahun 2020, 2021 dominasi penerima adalah targeted bansos yang bersifat by name, by address, maupun dari nomor penerima bantuan maka sekarang di tahun 2022 karena lonjakan harga subsidi bansosnya beralih menjadi subsidi dalam bentuk barang, yaitu BBM, LPG, dan listrik,” ujarnya saat menemui awak media secara virtual pada Senin, 28 Maret.
Angka subsidi energi melonjak tinggi tahun ini
Menkeu mengungkapkan, bahwa dalam dua bulan pertama tahun ini angka subsidi energi sudah melonjak sangat tinggi. Hal itu terjadi karena imbas peningkatan harga komoditas secara global yang menjadikan nilai jual berbagai energi penting ikut melambung.
“Dari subsidi BBM, LPG, dan listrik itu sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp21,7 triliun,” tutur dia.
Sebagai informasi, anggaran bansos tahun ini masuk ke dalam dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 klaster perlindungan masyarakat sebesar Rp154,8 triliun. Adapun, PEN 2022 sendiri berjumlah Rp455,62 triliun.
Selain perlindungan masyarakat di PEN 2022, ada dua klaster lainnya, antara lain penanganan kesehatan Rp122,5 triliun dan klaster penguatan pemulihan ekonomi Rp178,3 triliun.