KKP Sebut Ekspor Hasil Perikanan Sulsel Duduki Urutan Ketiga
Peluncuran direct flight ke Singapura untuk produk ekspor perikanan Sulsel oleh Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman di Bandar Udara Lama Hasanuddin, Maros. ANTARA

Bagikan:

MAKASSAR - Dalam hal ekspor hasil perikanan di Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merilis bahwa Makassar, Sulawesi Selatan, menempati urutan ketiga.

Ekspor hasil perikanan di Indonesia didominasi oleh Jakarta, kemudian Surabaya, dan ketiga adalah Makassar, Sulawesi Selatan.

"Ke depannya kita berharap Sulsel menjadi nomor 1," kata Kepala Pusat Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan KKP Widodo Sumiyanto pada peluncuran penerbangan langsung atau direct flight ke Malaysia untuk produk ekspor perikanan Sulsel di Bandar Udara Lama Hasanuddin, Maros, Rabu 01 Desember.

Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Pusat terus menjalankan berbagai koordinasi agar produk ekspor Indonesia dapat menambah jangkauan ke negara lainnya.

Sudah menjangkau 158 negara

Hingga saat ini, komoditi perikanan Indonesia sudah menjangkau 158 negara di dunia dengan jenis komoditi ekspor terbanyak, di antaranya udang, kemudian ikan tuna (cakalang), dan cumi.

"Hampir seluruh negara sudah mengkonsumsi hasil laut Indonesia. Udang paling banyak diekspor, lalu tuna dan sejenis cumi. Untuk volume rumput laut berada di nomor 5," kata Widodo.

Dia mengatakan terjadi pergeseran permintaan terhadap ekspor komoditi perikanan pada tiga tahun terakhir. Pada 2019, permintaan terbanyak sebesar 33,2 persen ke Amerika, lalu Tiongkok 27 persen. Sedangkan tahun selanjutnya, permintaan daerah Asia lebih tinggi dibandingkan Amerika.

Selain itu, penerbangan langsung ekspor ke negara tujuan dari Sulsel dipastikan akan menumbuhkembangkan ekonomi perikanan di wilayah Sulawesi Selatan.

Widodo mengungkapkan dua manfaat utama penerbangan langsung yang diperoleh, yaitu menjaga serta mempertahankan kualitas komoditas perikanan karena waktu tempuh yang lebih singkat, bisa memangkas waktu tempuh ke tujuan hingga 8 jam.

Termasuk efisiensi biaya operasional karena dapat menghemat biaya operasional Rp35 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram.

"Kami ingin terus berpartisipasi agar ekspor Sulsel tidak hanya ke Singapura tapi kemanapun pesawat pergi berisi produk ekspor. Jadi pengiriman lewat penerbangan langsung bisa kontinyu, bukan hanya 3 ton," urai Widodo.

Pada kesempatan tersebut, dia menyatakan bahwa pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak membedakan antara UMKM dengan eksportir besar. "Kita akan bantu siapa saja untuk supaya bisa melakukan ekspor langsung," ujar Widodo.

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!