Walhi Sulsel Sebut Kerusakan Ekologi di Walmas Cukup Memprihatinkan
Ilustrasi - Paparan Walhi Sulsel terkait dampak bencana ekologis di wilayah Walenrang dan Lamasi di Kabupaten Luwu berdasarkan hasil survei. ANTARA

Bagikan:

MAKASSAR - Hasil riset dan kajian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sulawesi Selatan mencatat, wilayah Walenrang dan Lamasi (Walmas) di Kabupaten Luwu, Sulsel saat ini mengalami kondisi kerusakan ekologi yang cukup memprihatinkan.

"Salah satu hal nyata yaitu rusaknya Daerah Aliran Sungai Lamasi (DAS) Lamasi," kata Kepala Departemen Advokasi dan Kajian WALHI Sulsel, Slamet Riadi saat jumpa pers di Makassar, Selasa 19 Oktober.

Kondisi itu, lanjut dia, memicu banjir bandang yang terjadi di Walmas di Kabupaten Luwu pada 3 Oktober lalu. Sebelumnya Walmas adalah wilayah rawan banjir sehingga kerusakan ekologi semakin memperparah wilayah itu jika musim hujan tiba.

Bencana ekologis yang terjadi di Kabupaten Luwu saat itu menimpa 6 Kecamatan dan 14 desa.

Dampak dari bencana ekologis ini mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, 771 kk/3.084 terdampak kerugian materil, 5 unit rumah roboh, 771 unit rumah terdampak, 15 hewan ternak hanyut. Kemudian 1.432 Ha lahan terdampak dan 150 meter tanggul yang jebol.

Tiga pendekatan dalam peninjauan bencana

Slamet mengungkapkan, ada tiga pendekatan dalam meninjau bencana Walmas, antara lain ciri fisik dan bentang alam, kapasitas infiltrasi, dan proteksi serta tata kelola sumber daya alam.

Ciri fisik dan bentang alam Lamasi merupakan wilayah dengan ketinggian 0-25 meter meliputi luas 16, 58 persen 100-500 meter seluas 22, 03 persen. 500-1.000 seluas 18,34 persen dan di atas 1.000 meter seluas 23, 62 persen.

“Bentang alam di wilayah Walmas memiliki kontur bergunung dan berbukit rentan terhadap erosi. Belum lagi jika melihat tingkat kemiringan wilayah di Walmas yang cukup besar masuk kategori miring berbukit dan agak curam,” jelasnya

Ia menjelaskan jenis tanah di Lamasi adalah jenis latosol, tanah podsolik, dan jenis tanah mediteran. "Jika dikategorikan ke dalam kelas tanah, maka diperoleh data yang menunjukkan kelas tanah di Luwu didominasi oleh lahan kelas VI atau jenis tanah yang rawan longsor," katanya.

Slamet menambahkan, DAS Lamasi berada di tiga wilayah administrasi, yaitu Toraja Utara, Kabupaten Luwu, dan Kabupaten Luwu Utara.

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!