MAKASSAR - Penanggungjawab perawatan pasien COVID-19 Asrama Haji Makassar Haris Nawawi mengatakan bahwa sejumlah pasien dari luar Provinsi Sulawesi Selatan ikut dirawat di Asrama Haji Makassar.
Mereka berasal dari berbagai daerah yang terjaring saat berada di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulsel, kemudian dibawa ke Asrama Haji untuk melakukan isolasi mandiri.
"Bukan hanya dari Makassar, ada juga pasien dari Kabupaten Pangkep, Gowa, bahkan dari luar Sulsel. Lebih 10 orang terjaring dari penerbangan Jakarta, Jogja hingga Papua," ungkapnya.
Haris berpendapat otoritas bandara seharusnya lebih ketat dalam pengawasan para penumpang moda transportasi udara.
"Karena ini sama dengan kita kecolongan, jadi memang harus lebih ketat. Tetapi memang jika ada yang positif, inilah pentingnya lintas bandara," katanya.
Pemerintah akan memberikan pelayanan terbaik kepada mereka yang terinfeksi virus corona. "Namanya juga pasien, selama ada bukti PCR," ujar Haris.
Tempat untuk menampung pasien status OTG
Asrama Haji menjadi salah satu tempat isolasi mandiri yang disiapkan Pemprov Sulsel untuk memisahkan pasien COVID-19 berstatus OTG (Orang Tanpa Gejala) dengan pasien COVID-19 disertai komorbid.
Asrama Haji merupakan rumah sakit lapangan yang disiapkan Pemprov Sulsel, dengan sekitar 1.500 tempat tidur di lima unit wisma, di antaranya Wisma Jabal Uhud 150 unit tempat tidur dan Wisma Safa 304 unit.
Sejak Asrama Haji beroperasi dua pekan terakhir. Sebanyak 72 orang pasien COVID-19 telah pulang setelah dinyatakan sembuh dan tersisa 66 orang masih dirawat di Asrama Haji.
"Ada dua orang yang sudah kita rujuk karena saturasi oksigennya menurun dan itu pun setelah dirujuk mereka membaik," katanya.
BACA JUGA:
Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!