Belajar dari India, Berikut  Cara untuk Antisipasi Kelangkaan Tabung Oksigen Saat COVID Melonjak
Ilustrasi-Petugas menurunkan tabung gas di Monas, Jakarta Pusat (Foto: ANTARA)

Bagikan:

MAKASSAR - Pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan langkah efektif yang ditempuh India dalam mengantisipasi krisis oksigen saat lonjakan COVID-19 terjadi.

"India juga pernah mengalami kekurangan oksigen yang banyak diberitakan. Sedikitnya ada lima hal yang dilakukan India ketika itu untuk mengatasinya," katanya melalui pernyataan tertulis dikutip dari Antara, Kamis, 8 Juli. 

Pertama, India memberikan larangan penggunaan oksigen cair untuk kepentingan nonkesehatan. Larangan ini diberlakukan secara ketat, industri lain tidak diizinkan menggunakan oksigen, tanpa terkecuali.

Langkah kedua,sambung guru besar paru ini yakni menginisiasi pemasangan Medical Oxygen Generation Plants sebagai pabrik produksi oksigen di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di negara itu. "India juga mempercepat distribusi, seperti dengan oxygen express trains," katanya.

Hal yang tidak kalah penting, kata dia, peran aktif berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam mendorong pengadaan oksigen bagi masyarakat yang sedang membutuhkan.

"Misalnya, Hemkunt Foundation dengan 150 relawan, melayani sekitar 15 ribu panggilan telepon, semacam pelayanan oksigen drive-through dan Sewa International yang menyediakan oxygen concentrator," katanya.

India Terima Bantuan Oksigen dari Negara Lain

Tjandra menjelaskan India juga menerima bantuan oksigen dari negara lain, termasuk Indonesia. Amerika Serikat pernah menyumbang 1.100 silinder oksigen, Prancis menyumbangkan oksigen cair, Inggris menyumbangkan oxygen concentrator, dan Jepang mengirimkan oxygen concentrator.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu, mengatakan ada negara bagian tertentu yang sudah sejak awal menyiapkan kemungkinan kasus.

Di Kerala misalnya, cukup banyak rumah sakit yang sudah menyiapkan liquid oxygen processing unit yang amat memudahkan mereka pada masa kekurangan oksigen melanda berbagai rumah sakit di India.

"Jadi memang persiapan dan antisipasi sejak awal akan amat membantu ketika masalah sudah di depan mata. Hal yang paling penting untuk mengatasi kekurangan oksigen adalah menangani masalah di hulunya, yaitu menekan jumlah penduduk yang sakit," katanya.

Tjandra menambahkan cukup banyak negara bagian di India, termasuk kota besar, seperti New Delhi dan Mumbai, sebagai pusat industri film Bollywood yang melakukan karantina wilayah cukup ketat sehingga mobilitas penduduk dibatasi.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!