MAKASSAR - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyatakan bahwa perusahaan ekonomi digital seperti Gojek, Tokopedia, dan Bukalapak akan tetap dimiliki oleh Indonesia meskipun cukup banyak investor asing yang menitipkan modal pada korporasi tersebut.
Menurut Mendag, hal ini merupakan bentuk pengamanan terhadap aset strategis Indonesia, khususnya dalam sektor ekonomi digital.
BACA JUGA:
“Ekonomi digital ini bisa tumbuh dengan adanya investasi dan adanya dukungan finansial asing ke dalam sektor ini. Tetapi yang mesti dipastikan adalah perusahaan-perusahaan tersebut harus tetap dimiliki bangsa Indonesia,” ujarnya secara virtual usai melakukan rapat dengan Presiden di Istana Merdeka Jakarta, Kamis, 10 Juni.
Indonesia Memiliki Kesempatan Besar
Mendag menambahkan, secara potensi Indonesia mempunyai kesempatan besar untuk melipatgandakan kekuatan ekonomi digital di masa yang akan datang. Dalam catatannya, ekonomi digital hari ini menyumbang Rp632 triliun atau setara 4 persen dari produk domestik bruto (PDB) yang berjumlah Rp15.400 triliun.
“Kontribusi ekonomi digital naik menjadi 8 kali lipat atau Rp4.531 triliun pada 2030 mendatang saat PDB kita sudah mencapai 24.000 triliun,” tuturnya.
Lebih lanjut, Mendag memaparkan bahwa sektor e-commerce akan menjadi tulang punggung kekuatan ekonomi digital dengan kontribusi 34 persen pada 2030 menjadi Rp1.900 triliun.
Diikuti oleh skema kerjasama business to business digital sebesar 13 persen atau setara Rp763 triliun, health tech 8 persen menjadi Rp417,6 triliun, online travel Rp575 triliun, online media Rp991 triliun, perusahaan transportasi digital (gojek, grab, dsb) Rp401 triliun, serta perusahaan finansial technology (fintech).
“Indonesia akan menguasai 55 persen GDP (gross domestic product) ekonomi digital di ASEAN,” imbuhnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut, pemerintah disebut Mendag terus mengusahakan sejumlah perbaikan, baik dalam hal infrastruktur maupun klim usaha
“Pemerintah juga sadar bahwa ada beberapa hal yang harus kami perbaiki di masa yang akan datang, yaitu digital communication dan juga infrastruktur yang mendukung serta SDM yang berkompeten,” tutup dia.
Artikel ini pernah ditayangkan sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!