MAKASSAR - Peristiwa penembakan massal kembali mengguncang Colorado, Amerika Serikat. Sebelum menembak dirinya sendiri, seorang pria menembak mati enam orang termasuk pacarnya dalam sebuah pesta ulang tahun di Colorado Springs, Minggu 9 Mei waktu setempat.
Pihak kepolisian setempat menyebut, mereka tiba di lokasi saat enam orang ditemukan tewas, serta seorang yang terluka parah untuk kemudian dievakuasi namun meninggal setelah di bawa ke rumah sakit.
BACA JUGA:
"Tersangka, pacar salah satu korban perempuan, pergi ke kediaman, berjalan masuk dan mulai menembak orang-orang di pesta itu sebelum bunuh diri," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Kepolisian Colorado Springs, melansir Reuters, Senin 10 Mei.
"Teman, keluarga, dan anak-anak berkumpul di dalam trailer untuk merayakan kapan penembakan itu terjadi," sambung pernyataan itu, sambil menambahkan motif dari penembakan ini belum ditentukan.
Penembakan massal ini terjadi di dalam Canterbury Manufactured Home Community, sebuah taman rumah mobil dari sekitar 470 trailer dan sebagian besar penduduk Latin di sisi tenggara kota, dekat Bandara Colorado Springs, sekitar 110 km di selatan Denver.
Ibu mertua menjadi korban
Saksi mata Freddie Marquez (33) mengatakan, ibu mertuanya adalah salah satu korban penembakan dan bahwa dia ada di pesta itu tetapi pergi sekitar pukul 10.30 malam di Hari Sabtu.
Beberapa saat setelah tengah malam, dia menerima telepon dari putra salah satu wanita di pesta itu, yang menangis di telepon.
"Seseorang masuk dan menembak semua orang," kata Marquez, menceritakan apa yang diberitahukan kepadanya melalui telepon.
The Denver Post mengutip tetangganya Yenifer Reyes yang mengatakan bahwa dia dibangunkan oleh suara tembakan.
"Saya pikir itu badai. Kemudian saya mulai mendengar sirene," kata Reyes kepada surat kabar itu.
Dia mengatakan dia melihat polisi membawa anak-anak keluar dari trailer dan memasukkan mereka ke dalam mobil polisi.
Polisi mengatakan mereka menahan rilis rincian penembakan selama beberapa jam untuk memberi tahu anggota keluarga yang meninggal dengan benar dan hormat dan memastikan dukungan tersedia.
"Nama-nama korban akan dirilis nanti," tukas pernyataan kepolisian setempat.
Aksi penembakan brutal ini menjadi yang terbaru di Amerika Serikat, seiring dengan rencana penerapan pembatasan kepemilikan senjata api bagi warga sipil Amerika Serikat.
Maret lalu, Colorado juga diguncang aksi penembakan massal di Boulder, di mana seorang pria berusia 21 tahun didakwa membunuh 10 orang dalam aksi penembakan 22 Maret di sebuah supermarket sekitar 30 mil (50 km) barat laut Denver.
Hal itu terjadi kurang dari seminggu setelah pria bersenjata berusia 21 tahun lainnya dituduh membunuh delapan orang di tiga spa di Atlanta.
Jauh sebelumnya, Colorado juga merupakan negara bagian di mana dua penembakan massal mematikan lainnya terjadi, yakni penembakan 1999 di Sekolah Menengah Columbine, Denver yang menewaskan 15 orang termasuk dua pelaku.
Serta aksi penembakan massal tahun 2012 di bioskop Aurora yang menewaskan 12 orang dan melukai sekitar 70. Pelaku penembakan Aurora menjalani hukuman seumur hidup.
Artikel ini pernah tayang di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!