MAKASSAR - Perjalanan spiritual Dian Sastro ternyata memiliki sisi menarik. Dalam YouTube Daniel Mananta Network, Dian Sastro mengungkapkan perjalanannya menjadi seorang muslim. Sebelum memutuskan menjadi mualaf, Dian belajar banyak agama terlebih dahulu.
Tumbuh di keluarga beragama agama, Dian mempelajari semua agama terlebih dahulu sebelum memutuskan mualaf. Ayah Dian adalah seorang muslim yang berpindah ke Buddha, sedangkan sang ibunda adalah seorang Katolik.
BACA JUGA:
"Gue pernah jadi spiritual tourist. Jadi gue pelajari banyak agama dan aliran. Dan gue sangat minat akan itu. Karena gue juga kan dibesarkan secara Katolik sama nyokap," kata Dian Sastro di akun YouTube Daniel Mananta Network dikutip Selasa, 4 Mei.
Memasuki usia 17 tahun, Dian merasa perlu memantapkan hati untuk satu pilihan. "Nyokap Katolik yang taat banget, untuk doanya kuat banget. Bokap Buddha. Dan gue di umur 17 sempat pengen cari. Itu bersamaan dengan gue tertarik dengan filsafat," sambungnya lagi.
Merasa nyaman dengan Islam
Usai belajar banyak agama, Dian akhirnya merasa nyaman dengan agama Islam. "Gue ngerasa pengen punya kebebasan nyari dan menemukan, kayak bokap sempat nyari terus nemu di Budha. Makanya cari-cari, ngobrol-ngobrol mondar mandir. Dan akhirnya gue ketemunya di Islam," tutur Dian Sastro.
Beruntung, ibunya sangat bijak ketika mengetahui keinginan Dian Sastro untuk mualaf. Bahkan ibunya meminta agar Dian Sastro menjalani keyakinannya dengan sebaik mungkin.
"Aku sangat bersyukur nyokap juga punya pemikiran terbuka dan supportif. Tetap yang penting taat dan jangan kayak orang. Gue ngejalanin emang beda dan itu personal buat gue. Nyokap bisa melihat itu," jelas Dian Sastro.
Setelah mualaf, Dian Sastro tak mau setengah-setengah. Dia bertekad untuk khatam Al-Quran sebelum dirinya menikah. Usai khatam, Dian merasa emosional.
"Itu gue bisa dan sangat emosional. Nyokap gue juga sampai nangis padahal dia Katolik. Tapi dia bangga dengan pencapaian spiritual gue sendiri," kata Dian Sastro.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!