MAKASSAR - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tidak akan menerjunkan pasukan ke Ukraina, karena berpotensi mengarah pada konflik skala penuh dengan Rusia, demikian Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjelaskan pada konferensi pers Kamis 24 Maret.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansinya akan menambah empat grup tempur baru, menjadikan NATO mempunyai delapan grup tempur yang tersebar di Eropa Timur, memanjang dari Laut Baltik sampai Laut Hitam.
BACA JUGA:
Meskipun demikian, ia kembali mengatakan pihaknya tidak akan mengerahkan pasukan ke Ukraina, sebab memilih untuk tidak terlibat konflik langsung dengan Rusia.
"Pada saat yang sama, kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan, konflik (di Ukraina) tidak menjadi perang penuh antara NATO dan Rusia," kata Stoltenberg, menjawab pertanyaan tentang proposal Polandia untuk mengirim misi penjaga perdamaian ke Ukraina, dikutip dari TASS 25 Maret.
"Kami tidak akan mengerahkan pasukan di lapangan di Ukraina, karena satu-satunya cara untuk melakukannya adalah bersiap untuk terlibat dalam konflik penuh dengan pasukan Rusia," tandasnya.
Risiko bentrokan militer dengan Rusia
Lebih jauh ia menjelaskan, NATO seharusnya juga tidak membiarkan eskalasi konflik yang lebih besar di Ukraina, serta bentrokan dengan Rusia yang akan mengarah pada pengerahan pasukan aliansi di wilayah Ukraina.
"Kami bertekad untuk melakukan semua yang kami bisa untuk mendukung Ukraina, dan saya menyambut baik tawaran nyata bantuan yang dibuat oleh sekutu hari ini," sebutnya.
"Pada saat yang sama, kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan konflik tidak meningkat lebih lanjut, karena ini akan menjadi lebih parah. berbahaya dan lebih menghancurkan," tandas Stoltenberg, menekankan pengerahan pasukan NATO ke Ukraina akan mengakibatkan bentrokan militer langsung dengan Rusia.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!
Ikuti artikel dan berita Sulsel terkini, klik link berikut untuk update info terbaru.