MAKASSAR - Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebutkan bahwa pada bulan ini kasus aktif COVID-19 di Indonesia mulai menurun secara konsisten.
Pada Selasa, 1 Maret lalu, kasus yang masih dirawat maupun isolasi menyentuh angka 568.276 kasus. Lalu per hari Minggu, 6 Maret, kasus aktif berada pada angka 475.951 kasus.
BACA JUGA:
-
| BERITA
Satgas Sulsel Sebutkan Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 Capai 96,98 Persen
18 Oktober 2021, 09:11
"Mulai dari Selasa hingga Minggu, kasus aktif COVID-19 di Indonesia konsisten menunjukkan tren penurunan dan kini angkanya sudah di bawah 500.000 kasus per hari," kata Nadia dalam keterangannya, Senin, 7 Maret.
Penurunan kasus aktif ditengarai oleh pertambahan jumlah kasus kesembuhan yang lebih tinggi dari kasus baru. Nadia mengungkapkan, angka kesembuhan saat ini konsisten meningkat.
Jumlah pasien yang sembuh per 6 Maret mencapai 49.080 orang, naik dibandingkan 5 Maret sebanyak 46.669 orang. Sementara, kasus konfirmasi pada 6 Maret juga turun pada angka 24.867 kasus, lebih rendah dari 5 Maret yang bertambah 30.156 kasus.
“Minggu pertama di bulan Maret ini, ketahanan kesehatan nasional di tengah pandemi secara konsisten menunjukkan tren perbaikan," tutur Nadia.
"Ini didorong oleh kasus aktif yang mulai turun sejak awal Maret dan angka kesembuhan yang terus naik setiap harinya. Mudah-mudahan tren ini dapat terus kita jaga sehingga kita dapat melewati pandemi ini bersama-sama,” lanjutnya.
Angka perawatan pasien masih terkendali
Selain kasus aktif dan angka kesembuhan yang memperlihatkan tren positif, Nadia menyatakan angka perawatan pasien juga masih terus terkendali.
Keterisian tempat tidur isolasi dan intensif untuk perawatan COVID-19 hari ini mencapai 29 persen dari total kapasitas nasional. Angka ini turun dari posisi 31 persen per kemarin.
Lebih lanjut, Nadia menyebutkan pemerintah berkomitmen mempertahankan fasilitas pelayanan kesehatan nasional dan mempersempit ruang penyebaran virus melalui testing, tracing, dan treatment demi mengontrol pandemi.
"Kolaborasi masyarakat diharapkan bisa terwujud melalui kesediaannya untuk dilakukan testing, tracing, memperketat protokol kesehatan, dan mempertahankan diri lewat vaksinasi lengkap maupun booster,” pungkasnya.