Berita Internasional Terkini: Pernyataan Sekjen PBB Tentang Ukraina Dinilai Tidak Sesuai Statusnya, Menlu Rusia Menyatakan Sangat Menyesal
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru/Пресс-служба Президента Российской Федерации)

Bagikan:

MAKASSAR - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengeluarkan beberapa pernyataan terkait situasi di Ukraina timur yang tidak sejalan dengan statusnya, jelas Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, membuka pembicaraan dengan Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen.

"Kami sangat menyesal, Sekjen PBB yang Anda wakili ternyata rentan terhadap tekanan Barat dan baru-baru ini membuat beberapa pernyataan yang tidak sesuai dengan status dan kewenangannya di bawah Piagam PBB," katanya, dikutip dari TASS 24 Februari.

Diplomat top Rusia itu mencatat, Moskow menyampaikan penilaiannya kepada Sekjen Guterres atas pernyataannya. Menurut Menlu Lavrov, Sekjen PBB tidak pernah memberikan dukungan terhadap perlunya implementasi Minsk Accords dan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang hal yang sama.

"Sehubungan dengan situasi di Ukraina, Sekjen (PBB) tidak sekali pun bersuara untuk mendukung perlunya memenuhi persyaratan Paket Tindakan dan Resolusi 2202 dari Dewan Keamanan (PBB) Minsk, yang secara langsung menuntut untuk menyelesaikan semua masalah dengan koordinasi antara Kiev, Donetsk dan Lugansk. Tidak ada yang menyebutkan ini di Barat. Dan, sayangnya, sekretaris jenderal mengikuti contoh menyedihkan ini," kritik Menlu Lavrov.

Sebelumnya, Sekjen PBB Antonio Guterres membuat sejumlah pernyataan mengenai situasi di Ukraina timur, memberi kritik terhadap pengakuan DPR dan LPR oleh Rusia serta menegaskan tidak akan menganggap prajurit Rusia di Donbass sebagai pasukan penjaga perdamaian.

Penyelesaian damai konflik di Ukraina Timur

Seperti yang sudah diinfokan, Sekjen PBB Antonio Guterres menyebut pengakuan Rusia terhadap kemerdekaan wilayah Donetsk dan Lugansk melanggar integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina, meminta semua pihak untuk fokus pada upaya penghentian permusnahan dan melindungi warga sipil, seperti yang dituturkan oleh juru bicara.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Juru Bicara Stéphane Dujarric, Sekjen PBB menyerukan penyelesaian damai konflik di Ukraina timur, sesuai dengan Perjanjian Minsk, sebagaimana disahkan oleh Dewan Keamanan dalam resolusi 2202 tahun 2015.

"Keputusan Rusia pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina, tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa," sebut Dujarric mengenai penilaian Sekjen PBB seperti mengutip UN News.

Sejalan dengan resolusi Majelis Umum yang relevan, Dujarric menegaskan, PBB tetap sepenuhnya mendukung kedaulatan, kemerdekaan dan integritas teritorial Ukraina, dalam batas-batas yang diakui secara internasional.