MAKASSAR - Pemerintah memantau terjadinya pergeseran tren kenaikan kasus COVID-19 dari sebelumnya yang berada di pulau Jawa dan Bali menjadi ke luar Jawa-Bali saat ini. Hal ini diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Penambahan kasus di Jawa Bali terlihat melambat namun terjadi peningkatan kontribusi di luar Jawa-Bali," kata Luhut pada Senin, 14 Februari.
BACA JUGA:
Luhut menjelaskan, dalam tujuh hari terakhir, provinsi Banten, Jawa Barat dan Bali menjadi 3 (tiga) provinsi yang tren kasusnya lebih tinggi dari puncak Delta.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebutkan, saat ini tren kasus di daerah tersebut telah memperlihatkan tanda-tanda melewati puncak kasus.
Selanjutnya, sebelum tren menuju puncak kasus bergeser ke luar Jawa-Bali, kondisi ini akan terjadi lebih dulu di DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Bali.
"Saya rasa nanti Banten, Jabar, Bali ini sudah mendekati puncak ya dan baru nanti akan bergeser ke provinsi-provinsi seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan di luar Jawa," ucap Budi.
Angka reproduksi meningkat jadi 1,13
Sementara, pada pergeseran tren kenaikan kasus di luar Jawa-Bali, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato menjelaskan bahwa saat ini mulai terlihat kenaikan angka reproduksi kasus meningkat menjadi 1,13.
Kontribusi kasus COVID-19 di luar Jawa-Bali terhadap angka nasional, jelas Airlangga, memang rendah. Namun, sejak tanggal 24 Januari lalu, tren kenaikan kasus mulai terlihat.
"Kita melihat sejak 24 Januari sdah mulai terjadi lonjakan dan kita akan memonitor 2 hingga 3 minggu kedepan yang kemungkinan angkanya akan meningkat lagi karena seperti kita ketahui (kenaikan kasus) luar Jawa-Bali biasanya lebih lambat dari Pulau Jawa-Bali," jelas Airlangga.
Sebagai informasi, per tanggal 14 Februari terjadi penambahan 36.501 kasus COVID-19 baru dengan akumulasi kasus 4.844.279 kasus. Sementara, kasus aktif sebanyak 375.857 kasus.