Luhut Sebut RS Penuh hingga Banyak Warga yang Belum Divaksin Jadi Faktor Menanjaknya Angka Kematian akibat COVID-19
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Dok. Kemenko Marves)

Bagikan:

Makassar—Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan angka kematian akibat COVID-19 melonjak secara signifikan selama sepekan terakhir. Ada sejumlah penyebab, salah satunya kapasitas rumah sakit yang penuh.

Hal ini disampaikan saat Luhut memberikan arahan kepada pimpinan provinsi di Pulau Jawa-Bali serta kementerian dan lembaga terkait menindaklanjuti penyebaran COVID-19 khususnya angka kematian.

"Dari hasil penelitian tim di lapangan, angka kematian meningkat karena beberapa faktor kapasitas RS yang sudah penuh, pasien yang ketika datang saturasinya sudah buruk, serta meninggal karena tidak terpantau ketika melakukan isolasi mandiri di rumah," kata Luhut dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Minggu, 25 Juli.

Dia juga menyebut, rata-rata pasien COVID-19 yang meninggal belum menerima vaksinasi atau menderita penyakit bawaan. Atas hal tersebut, Luhut meminta dilakukan upaya intervensi untuk mengurangi angka kematian.

Langkah intervensi tersebut di antaranya meningkatkan kapasitas ICU dari RS dengan oksigen sentral pada daerah yang memiliki tingkat kematian tinggi, menyediakan isolasi terpusat, dan memantau pasien risiko tinggi yang melakukan isolasi mandiri.

Koordinasi dengan TNI

Selain itu, Dinas Kesehatan diminta untuk berkoordinasi dengan TNI untuk memperoleh akses paket obat gratis dari Presiden. Satuan Tugas (Satgas) PPKM di level desa harus kembali diaktifkan dan melakukan pemantauan ketat terhadap setiap warga yang terindikasi mengalami gejala COVID-19.

Tak hanya itu, pemerintah secara berkala akan menerapkan pemantauan angka kematian yang mencakup jumlah kasus kematian yang sudah divaksin, kasus komorbid, klasifikasi usia, ketersediaan akses terhadap obat-obatan, perawatan oksigen, pentahapan penyakit dan paparan terhadap badai sitokin serta lokasi kematian.

Hal ini diterapkan agar pemerintah dapat mengambil langkah mitigasi secara strategis, komprehensif, dan tepat sasaran.

"Kunci dalam menangani pandemi ini adalah disiplin dan kerja bahu-membahu. Dengan bersama-sama dan konsisten melakukan dan meningkatkan testing dan tracing, diharapkan mata rantai ini akan terputus," pungkas Luhut.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!