6 Cara Menanam Tabulampot agar Cepat Berbuah, Tidak Susah!
Ilustrasi cara menanam tabulampot (Unsplash/Annie Spratt)

Bagikan:

Makassar—Tabulampot adalah singkatan dari tanaman buah dalam pot. Menanam tanaman yang berbuah dan kemudian bisa memanfaatkan hasil buahnya untuk dikonsumsi di rumah dapat dilakukan dengan mudah. Tentunya, butuh panduan lengkap dan singkat bagaimana cara menanam tabulampot.

Agar cepat berbuah, pemilihan jenis tanaman buah, bibit, media tanam, ukuran pot, pemupukan dan perawatan haruslah tepat, begini penjelasannya.

1. Memilih jenis tanaman tabulampot

Jenis tanaman buah dalam pot ada berbagai macam yang bisa dipilih. Paling umum jenis buahnya antara lain jambu air, mangga, jeruk nipis, sawo, belimbing, alpukat, jambu biji, rambutan. Bisa juga menanam tanaman satu musim seperti semangka, stroberi, melon.

Di samping memilih jenisnya, Anda juga perlu memilih karakter tanaman sesuai dengan tempat ditanamnya. Apabila berada di dataran rendah yang cenderung bersuhu lebih panas dibanding dataran tinggi, maka pilih tanaman yang lebih fleksibel.

2. Pilih benih tabulampot secara tepat

Bibit dari biji tidak direkomendasikan untuk tabulampot. Sebab tanaman bibit biji membutuhkan waktu lama untuk berbuah. Agar tabulampot cepat berbuah, maka pilih bibit yang diperbanyak dengan vegetatif, seperti hasil cangkok, sambung, dan okulasi.

3. Pakai media tanam yang pas

Tanaman buah dalam pot tidak memakan banyak tempat. Namun perlu dipertimbangkan besaran ukuran pot, mulai dari ukuran 50 hingga 100 liter. Apabila tanaman berukuran agak besar, maka pilih pot yang berukuran besar pula.

Jenis media tanam, bisa menggunakan tanah. Agar subur dan gembur, bisa dicampurkan dengan arang sekam. Potnya juga lebih variatif, mulai dari pot plastik, polybag, drum bekas, planter bag, pot batu, dan pot tanah liat.

4. Pemupukan

Dilansir laman resmi Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, kebutuhan hara dan nutrisi untuk media tabulampot harus cukup. Pemupukan perlu dilakukan secara rutin berupa pemupukan unsur hara makro (N, P, dan K) serta unsur hara mikro seperti Ca, Mg, dan S.

Selain diberikan pupuk secara berkala, perlu juga diberikan suplemen tambahan yang berfungsi merangsang tumbuh dan berbuah.

Suplemen bisa berbentuk pupuk organik yang tidak mengeluarkan residu, misalnya kompos organik. Suplemen cair bisa juga ditambahkan dan disemprot setiap 2 minggu sekali.

5. Atur lokasi untuk memperhitungkan intensitas cahaya

Tidak setiap jenis tanaman tabulampot menyukai intensitas matahari yang tinggi. Ada tanaman yang subur tumbuh di lokasi yang teduh. Namun ada juga tanaman yang berkarakter sebaliknya. Maka kenali tanaman yang Anda pilih agar dapat mengukur serta mengatur lokasi meletakkan pot.

6. Perawatan rutin

Perawatan dilakukan untuk mengecek pertumbuhan tanaman, fase-fase berbunga hingga berbuah, terhindari dari hama, pemangkasan rutin, pengeratan batang, dan melakukan stres air.

Pengecekan hama, bisa dilakukan setidaknya dua hari sekali. Sedangkan pemangkasan rutin hanya dilakukan untuk mengurangi daun-daun yang sudah tua. Lalu, pengeratan batang atau batang pohon dikerat berfungsi merangsang tabulampot lekas berbuah.

Pengeratan batang hanya dilakukan dalam periode musim panen. Dan terakhir, melakukan stres air adalah dengan mengurangi intensitas penyiraman dengan tujuan mengurangi pertumbuhan tunas baru terlalu masif serta merangsang pohon berbunga.

Stres air atau intensitas penyiraman bisa dilakukan 10 hari sekali. Lakukan metode ini 3 bulan sekali, setelah melakukannya dapat disiram seperti biasa.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!