Warga Mamuju Keluhkan Kelangkaan Gas Elpiji bersubsidi Kemasan Tiga Kilogram
Sekda Sulbar, Muh Idris DP di Mamuju. ANTARA Foto/ M Faisal Hanapi

Bagikan:

MAKASSAR - Warga di Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, mengeluhkan kelangkaan elpiji bersubsidi kemasan tiga kilogram di pasaran di wilayah setempat.

"Sejak seminggu terakhir masyarakat kesulitan mendapatkan elpiji tiga kilogram karena pangkalan gas elpiji mengaku kehabisan stok untuk dipasarkan," kata Gufran, salah seorang warga di Mamuju, Selasa 13 Juli.

Ia mengungkapkan kondisi tersebut semakin menyulitkan warga setempat untuk memenuhi kebutuhan memasak.

"Kami sulit memasak, karena pihak pangkalan dan pengecer mengaku kehabisan stok elpiji, dan kalaupun ada yang dijual, maka harganya akan mencapai Rp35.000 per tabung," katanya.

Ia pun berharap pihak-pihak terkait seperti Pertamina dan unsur pemerintahan lainnya di Mamuju menyikapi permasalahan tersebut karena bukan tidak mungkin terjadi permainan harga di tingkat pangkalan dan pengecer.

"Kami curiga karena sepertinya ada permainan, karena sejumlah pengecer masih ada yang menjual gas elpiji tiga kilogram namun harganya mahal," katanya.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulbar telah meminta agen pengusaha distributor elpiji tiga kilogram tidak melakukan kecurangan dalam proses penjualan seperti menaikan harga secara sepihak, karena harga elpiji bersubsidi sudah ditetapkan.

HET sudah ditetapkan

Sekda Sulbar Muh Idris Dp mengatakan Pemerintah Sulbar telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) per tabung gas elpiji tiga kilogram sebesar Rp18.500, sehingga HET tersebut harus dipatuhi seluruh agen dan pangkalan gas elpiji, karena pemerintah akan melakukan pengawasan.

Pemprov Sulbar dan aparat berwenang akan membentuk tim pengawasan dalam rangka menjamin penjualan harga gas elpiji tiga kilogram dengan harga yang sudah ditetapkan.

"Kalau ada agen dan pangkalan gas elpiji tiga kilogram yang nekad melakukan kecurangan maka akan dilakukan penindakan sesuai aturan hukum yang berlaku," katanya.  

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!