Makassar—Mungkin Anda tak pernah terbayang untuk mengonsumsi ilalang. Namun, tahukah Anda bahwa tanaman liar ternyata aman dikonsumsi? Bahkan nutrisi di dalamnya tergolong cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Berikut beberapa tanaman liar yang patut masuk dalam racikan masakan Anda.
Daun Pakis
Bagian pakis yang aman dikonsumsi adalah daun muda yang belum mekar sempurna. Daun pakis mengandung vitamin C yang tinggi serta komponen flavonoid dan polifenol yang berfungsi menetralkan radikal bebas seperti pencegahan penuaan dini dan kanker.
BACA JUGA:
Genjer
Kandungan protein, karbohidrat, kalsium, hingga zat besi yang ada dalam genjer mampu meremajakan sel-sel tubuh serta menyediakan cadangan energi dalam tubuh. Cara terbaik untuk menikmatinya adalah dengan menjadikannya sebagai menu sayur.
Krokot
Tahukah Anda bahwa krokot bisa dijadikan sayur asam, dan selai? Daun krokot kaya akan omega-3 dan mengandung asam linolenat. Senyawa ini bisa menurunkan kolesterol darah. Daun krokot yang direbus mengandung kalsium, kalium, vitamin A, dan asam amino.
Pegagan
Pegagan memiliki sifat manis dan minty. Daun yang biasa dijadikan sayur lalapan ini berkhasiat membersihkan darah, memperbanyak empedu, dan memperbaiki gangguan pencernaan. Bahkan daun ini telah teruji mampu meningkatkan kecerdasan otak.
Daun Semanggi
Daun semanggi mengandung zat air, protein, vitamin C, betakaroten 2, dan karoten sehingga berfungsi sebagai penurun panas dan mampu melindungi tubuh dari perkembangan sel kanker payudara, tuberkulosis, dan kanker getah bening.
Ciplukan
Tanaman liar ini mengandung senyawa kimia berupa sitrun dan fisalin. Buah ciplukan juga mengandung alkaloid, tanin, vitamin C, dan gula. Meski rasanya sedikit pahit, buah ini bisa menetralkan racun dalam tubuh dan mengaktifkan fungsi kelenjar tubuh.
Sembukan
Di beberapa daerah, sembukan digunakan sebagai pagar rumah. Namun, tanaman ini bisa menambah nafsu makan, lho! Kandungan analgetik, antibiotik, dan detoksifikasi yang ada bisa mengatasi nyeri syaraf serta bermanfaat bagi bayi yang mengalami malnutrisi.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!