Sebanyak 20 Warga Sipil Myanmar Tewas Setelah Hadapi Rezim Militer dengan Ketapel dan Panah
Pasukan rezim militer Myanmar. (Twitter/@Aung67994712)

Bagikan:

Makassar—Sedikitnya 20 warga sipil yang bermodalkan senjata ketapel dan panah, tewas dalam bentrokan dengan rezim militer Myanmar saat melakukan sweeping, Sabtu 5 Juni.

Bentrokan pecah sebelum fajar pada Hari Sabtu di Hlayswe, sekitar 150 km (100 mil) barat laut kota utama Yangon, ketika tentara melakukan sweeping dan mencari senjata sebut sejumlah media lokal. 

"Masyarakat di desa hanya memiliki panah dan banyak korban di pihak masyarakat," kata warga yang meminta tidak disebutkan namanya karena takut akan pembalasan, seperti melansir Reuters Sabtu 5 Juni. 

Khit Thit Media dan Delta News Agency mengatakan 20 warga sipil tewas dan lebih banyak lagi yang terluka. Mereka mengatakan, penduduk desa melawan rezim militer Myanmar, lantaran aksi represif saat melakukan sweeping. 

Korban tewas menjadi angka tertinggi

Korban tewas pada Hari Sabtu menjadi angka yang tertinggi sejak tragedi Bago pada April lalu, di mana sekitar 80 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan rezim militer Myanmar. Ini akan menambah jumlah korban jiwa sejak kudeta 1 Februari. Data Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik (AAPP) Kamis 3 Juni, sedikitnya 845 warga sipil dan 4.509 orang masih ditahan oleh rezim militer Myanmar.

Perlawanan terhadap rezim militer terus meningkat di wilayah-wilayah perbatasan dan pedalaman Myanmar. Pasukan Pertahanan Rakyat Shwegu anti-junta mengatakan telah menyerang sebuah kantor polisi di Shwegu utara pada Jumat malam bersama dengan etnis bersenjata Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA). Reuters tidak dapat menghubungi KIA untuk memberikan komentar.

Di Myanmar timur, MBPDF (Pasukan Pertahanan Rakyat Mobye) mengatakan berhasil menewaskan empat tentara Myanamr dalam bentrok bersenjata di Hari Jumat

Terlepas dari gejolak tersebut, tentara Myanmar tidak menunjukkan tanda-tanda mengindahkan seruan internasional untuk mengakhir konflik. Minggu ini, Pemimpim Rezim Militer Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing menerima kunjungan Palang Merah Internasional dan perwakilan utusan ASEAN.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!