MAKASSAR - Parcopresis merupakan suatu kondisi yang mengacu pada kesulitan atau ketidakmampuan buang air besar saat berada di sekitar orang lain atau di toilet umum. Kondisi ini berbeda dengan kesulitan buang air besar.
Dilansir Healthline, Jumat, 21 Mei, parcopresis juga berbeda dengan gangguan obsesif kompulsif yang kadang ditandai dengan dorongan membersihkan segala hal yang dianggapnya kotor dan bisa mengganggu dirinya.
BACA JUGA:
Data secara spesifik hingga kini tidak bisa dipublikasikan sebab sifatnya sensitif, termasuk data sejumlah penderita parcopresis. Buang air besar bagi mayoritas orang merupakan pengalaman personal, sehingga akan menimbang kuat apabila menggunakan toilet umum untuk ‘buang hajat’.
Tidak jarang orang memilih untuk menahan kebelet hingga tiba di rumah daripada menggunakan toilet umum. Kecemasan muncul karena anggapan adanya pengawasan di tempat umum. Terutama ketika dorongan gastrointestinal yang tidak nyaman.
Pengawasan yang memicu parcopresis atau shy bowel antara lain efek setelahnya, suara, dan bau ketika buang air besar. Takut pada pengawasan ini dapat memengaruhi kesehatan. Yang pasti dapat mengganggu aktivitas harian terutama ketika punya rutinitas di tempat umum.
Parcopresis disebabkan oleh berbagai gangguan kecemasan sosial. Orang yang mengalami gejala ini juga dipicu oleh fobia tetapi tidak dikategorikan sebagai gangguan kecemasan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental.
Fobia sosial
Sebuah studi yang dilakukan tahun 2016 oleh Simon K. Knowles dan Jason Skues menunjukkan bahwa parcopresis diakui sebagai bentuk fobia sosial oleh National Phobics Society.
Meskipun gangguan ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, tahun 2011 ditemukan penyebab mendasar dan sama dialami oleh gangguan kecemasan yang disebut dengan shy bladder atau paruesis. Paruesis merupakan rasa takut buang air kecil di toilet umum atau ada orang di sekitarnya.
Berdasarkan penelitian tahun 2019, diperkirakan paruesis dialami 2,8 persen dari seluruh populasi dan 16,4 persen mengalami parcopresis. Beberapa orang mungkin mengalami keduanya.
Untuk mengatasi kecemasan buang air besar di toilet umum atau parcopresis, bawalah sebotol kecil pembersih udara saat bepergian di tempat umum. Siram beberapa kali untuk memecah bau. Untuk meredam bau, lapisi bagian dalam dudukan toilet duduk dengan tisu.
Ahli juga menyarankan untuk melakukan latihan kesadaran singkat dengan meditasi untuk meredakan gejala kecemasan. Apabila cara tersebut tidak berhasil, berbicara dengan terapis akan bisa membantu.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!