MAKASSAR - Perekonomian nasional China alami pertumbuhan sebesar 18,3 persen pada kuartal pertama tahun 2021.
Pertumbuhan tersebut dipicu oleh naiknya permintaan dari pasar dalam dan luar negeri yang menandai pemulihan ekonomi setelah negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengalami stagnasi pada awal 2020 akibat serangan wabah COVID-19.
BACA JUGA:
Selama kuartal pertama 2021, Produk Domestik Bruto (PDB) China telah mencapai angka 24,93 triliun yuan, demikian data Biro Statistik Nasional (NBS) yang dilansir dari Antara Beijing, Sabtu 17 April.
Pertumbuhan dua digit tersebut menempatkan rata-rata pertumbuhan kuartal pertama pada tahun 2020 ke periode yang sama tahun 2021, sedangkan periode yang sama tahun 2019 ke 2021 sebesar 5 persen.
Dalam tiga bulan pertama, China mengalami "rebound" pada sektor industri seiring dengan peningkatan penjualan, pemulihan investasi aset tetap sekaligus momentum bagi perdagangan barang luar negeri, demikian keterangan NBS.
Ekonomi China mencatat kontraksi 6,8 persen pada kuartal tahun 2020 akibat serangan COVID-19.
Kebijakan pengendalian COVID-19 yang efektif
Kebijakan pengendalian COVID-19 yang tegas dan efektif ditambah pertumbuhan ekonomi global, perekonomian China berhasil membentuk kurva "V" sehingga mengalami "rebound" selama tiga kuartal berturut-turut pada 2020, yakni 3,2 persen pada kuartal kedua, 4,9 persen (kuartal ketiga), dan 6,5 persen (kuartal pertama).
Pertumbuhan ekonomi nasional di China dapat dilihat dengan mudah mulai normalnya aktivitas masyarakat di berbagai daerah.
Pusat-pusat keramaian, seperti pasar, mal, restoran, bandar udara, dan stasiun kereta api sudah beroperasi seperti biasa dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan berbasis digital.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!