MAKASSAR - Sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang farmasi, Bio Farma menargetkan akan memproduksi vaksin COVID-19 BUMN sebanyak 22 juta dosis di tahap awal, yang direncanakan akan dilaksanakan pada Desember 2022.
Bukan tanpa alasan, vaksin COVID-19 BUMN ini telah memasuki uji klinis fase 3 dan tengah dilakukan di dua daerah terakhir yakni Padang, Sumatera Barat dan Makassar, Sulawesi Selatan.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bio Farma Sri Harsi Teteki menyebutkan akan segera menyediakan EUL (Emergency Use Listing) atau izin penggunaan darurat terhadap vaksin COVID-19 di triwulan empat jika semua tahapan pembuatan vaksin telah dipastikan rampung.
"Kita rencanakan produksi 20 juta dosis vaksin COVID-19 BUMN di Desember 2022. Kita harap semua perencanaan lancar," ungkap Sri saat kunjungan ke pusat uji klinis yang dilaksanakan di Kabupaten Jeneponto, Sulsel dilansir ANTARA, Rabu, 13 Juli.
Sebelumnya, uji klinis fase 3 Vaksin COVID-19 telah diterapkan pada sejumlah daerah seperti Semarang dan Lombok sebanyak 1.440 subjek dan Jakarta 420 subjek.
Sementara di wilayah Sulsel yang dilakukan kedua kali di Kota Makassar dan Kabupaten Jeneponto berjumlah 465 subjek, sedangkan Padang, Sumbar sebanyak 1.725 subjek.
SDM pembuat vaksin COVID-19 dari dalam negeri
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Dr Lucia Rizka Andalucia menyebut Indonesia dengan penduduk sekitar 270 juta jiwa memerlukan vaksin sangat banyak sehingga jika terus dilakukan impor dari negara lain maka dinilai sama saja mendayagunakan orang asing atau memberikan pendapatan bagi negara lain.
Sedangkan Indonesia berpeluang untuk menciptakan vaksin COVID-19 dengan SDM yang tersedia.
"Padahal kita juga punya SDM. Dengan begitu berbagai sektor bisa diselesaikan, kesehatan dan ekonomi yang mensubtitusi vaksin impor menjadi vaksin dalam negeri. Kita juga mempunyai pandangan, ke depan vaksin COVID-19 milik BUMN ini dijual ke luar negeri," ujar Rizka.
Maka dari itu, Bio Farma tengah mempersiapkan mutu dan khasiat yang baik. Salah satu penentunya ada pada pelaksanaan uji klinis.
Rizka juga menjelaskan akan menghentikan importasi produk yang sama untuk mendorong vaksinasi menggunakan produk dalam negeri untuk rakyat Indonesia.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!
Ikuti info dan berita lainnya di VOI Sulsel, Klik Tautan Berikut untuk info selengkapnya.