MAKASSAR - Penentuan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan dilaksanakan pada hari ini usai Rapat Dewan Gubernur. Mengingat tingkat inflasi sudah merangkak naik serta normalisasi kebijakan moneter The Fed, Penetapan BI rate cukup dinantikan.
Namun demikian, analis fundamental Kanaka Hita Solvera (KHS) Raditya Pradana menilai Bank Indonesia belum punya cukup ruang untuk mengerek tingkat suku bunga.
BACA JUGA:
-
| EKONOMI
IHSG Dibuka Menguat, Didorong Sentimen Positif Pengumuman RDG Bank Indonesia
16 Desember 2021, 15:05
“Menurut proyeksi kami BI masih akan menahan suku bunga pada level 3,50 persen,” ujarnya kepada VOI dikutip Kamis, 23 Juni.
Raditya menjelaskan, walaupun inflasi Mei 2022 secara tahunan lebih tinggi dibandingkan dengan April 2022, level tersebut masih dalam kisaran yang terjaga.
“Dasarnya adalah acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu range inflasi pada tahun ini 3 persen plus minus 1 persen. Karena masih terkontrol, kami memproyeksikan BI masih akan menahan suku bunga,” tuturnya.
Angka yang terendah
Dia sendiri meyakini jika bank sentral akan mulai mengerek tingkat rate interest pada paruh kedua secara gradual dengan besaran hingga 75 basis points (bps).
“Kami memproyeksikan Bank Indonesia akan mulai menaikkan bunga acuan 50 bps ke 4 persen di periode triwulan tiga. BI rate diperkirakan akan naik total 75 bps ke 4,25 persen pada akhir tahun ini dan berada di 5 persen di 2023,” tegasnya.
Seperti yang diketahui, otoritas moneter belum menjalankan pembaharuan level suku bunga acuan sejak 2020 dengan besaran saat ini 3,50 persen. Angka itu adalah angka yang terendah sepanjang sejarah bank sentral RI sebagai respon atas dampak pandemi yang terjadi saat ini.
Ikuti info dan berita lainnya di VOI Sulsel, Klik Tautan Berikut.