MAKASSAR - Politikus PKS Tifatul Sembiring ikut memberi komentar terkait kehadiran pawang hujan dalam penyelenggaraan MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 20 Maret. Kehadiran pawang bernama Rara itu mengundang pro dan kontra dan menjadi pembicaraan hingga mancanegara.
Tifatul menilai, percaya pada dukun merupakan bagian dari kufur kepada Tuhan sang pencipta.
“Percaya kepada dukun itu, dalam Islam, hukumnya syirik, bahkan termasuk kufur kepada Allah. Sholatnyapun tak akan diterima selama 40 hari,” ujar Tifatul lewat Twitter pribadinya, Senin, 21 Maret.
Menurut mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu, hanya orang bodoh yang mau meminta tolong kepada dukun.
“Hanya orang-orang bodoh atau jahil terhadap agama (istilah Jakartanya: bego) yang mau minta tolong kepada dukun," kata Tifatul.
BACA JUGA:
-
| BERITA
TNI Sebar 3 Ton Garam dengan Pesawat Casa N212 untuk Cegah Hujan di Sirkuit Mandalika
20 November 2021, 16:30
Dia menyindir bahwa keberadaan pawang tersebut percuma. Sebab, sirkuit Mandalika tetap diguyur hujan deras.
"Ada dukun tetap hujan,” tambah Tifatul.
Sementara, pihak MotoGP ikut mengomentari kehadiran pawang hujan di MotoGP Mandalika yang bernama Raden Roro Istiati Wulandari.
Mendapat pengakuan dari pihak MotoGP
Kehadiran pawang hujan yang dipanggil Rara ini ikut menarik perhatian di gelaran MotoGP Mandalika. Pasalnya, Roro Istiati masuk ke dalam Sirkuit Mandalika saat hujan deras mengguyur jelang balapan MotoGP Mandalika.
Hujan tersebut menjadikan waktu start bergeser dari pukul 15.00 WITA alias 14.00 WIB.
Rara masuk ke Sirkuit Mandalika dan kemudian menjalani ritual penangkal hujan. Kehadiran Rara selanjutnya dibahas oleh banyak penggemar MotoGP di dunia maya.
Pihak MotoGP juga turut mengunggah video Roro Istiati sang pawang hujan ketika sedang beraksi. Kinerja Rara bahkan mendapat pengakuan dari Pihak MotoGP.
"Berhasil!" tulis MotoGP dalam akun twitter mereka setelah sebelumnya mengunggah video Rara.