Gunakan Jasa Pawang Hujan dalam Gelaran MotoGP Mandalika, PSI: Kalau Formula E Perlunya Pawang Anggaran
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat bertemu dengan CEO Formula E Alejandro Agag di New York (Foto: Instagram @aniesbaswedan)

Bagikan:

MAKASSAR - Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI Sigit Widodo menghubung-hubungkan penggunaan jasa pawang antara gelaran MotoGP Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan Formula E di Ancol, Jakarta Utara.

Jika Sirkuit Mandalika membutuhkan kehadiran pawang hujan untuk memperlancar acara balapan, Sigit mengatakan yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan Formula E di Jakarta adalah pawang anggaran.

"Keduanya sama-sama perlu pawang. Kalau MotoGP perlu pawang hujan, Formula E perlunya pawang anggaran,” kata Sigit dalam keterangannya, Senin, 21 Maret.

Sigit menjelaskan pawang anggaran Formula E yang ia maksud. Sigit mengungkapkan, ada pihak-pihak yang ia anggap memaksakan masuknya anggaran commitment fee Formula E dalam penyusunan APBD, khususnya dalam perubahan APBD tahun anggaran 2019 dan APBD tahun 2020 lalu.

Sempat berutang ke Bank DKI Rp180 miliar

Kemudian, Dinas Pemuda dan Olahraga DKI pun juga sempat berutang kepada Bank DKI sebesar Rp180 miliar karena harus mulai membayar commitment fee sebelum perubahan anggaran disahkan.

“Formula E tidak pernah masuk RPJMD, tiba-tiba bisa masuk APBD-P 2019. Ajaibnya lagi, Gubernur Anies sudah memutuskan untuk berutang Rp180 miliar dan membayar commitment fee sebesar Rp560 miliar sebelum APBD-P itu disahkan. Warga Jakarta perlu pawang anggaran untuk mengusir tuyul-tuyul yang mengganggu uang rakyat,” ucap Sigit.

Selain itu, keanehan penganggaran juga terjadi saat sirkuit Formula E mulai dibangun. Awalnya, BUMD PT Jakpro menganggarkan pembangunan sirkuit dengan nilai kontrak sebesar Rp50 miliar kepada kontraktor PT Jaya Konstruksi. Namun, saat pembangunan sirkuit berjalan, ternyata anggaran tersebut membengkak menjadi Rp60 miliar.

“Biaya yang sebelumnya hanya Rp50 miliar untuk pembuatan lintasan sirkuit, tiba-tiba dinaikkan jadi Rp60 miliar. Padahal kontraktor sudah menghemat biaya dengan mengganti bahan lapisan bawah lintasan dari besi menjadi bambu,” cecarnya.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!

Ikuti artikel dan berita Sulsel terkini, klik link berikut untuk update info terbaru.