MAKASSAR - Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan (DD Sulsel) berupaya untuk menjaga warisan aksara (huruf) leluhur dengan menyelenggarakan Program Aksara Lontara.
"Sebagai bangsa yang besar, Indonesia patut berbangga karena memiliki beragam budaya yang kental yang membentuk karakter masyarakatnya hingga saat ini," kata Pimpinan DD Cabang Sulsel Rahmat Hidayat di Makassar, Ahad 30 Januari.
Dia menjelaskan, sebagai lembaga kemanusiaan, DD juga turut peduli terhadap budaya, karena budaya merupakan salah satu pondasi penting dalam kehidupan bermasyarakat yang mampu menunjang perbaikan kehidupan di masa mendatang.
Berbicara soal budaya Indonesia, menurut dia, tak dapat dipisahkan dari keberadaan Suku Bugis yang masuk ke dalam suku yang turut berpengaruh di Indonesia.
Dalam sejarahnya, Suku Bugis terkenal dengan kekayaan klasiknya. Salah satunya yaitu La Galigo. Sering dikenal dengan nama lain, Sureq Galigo karya sastra dari tanah Bugis yang telah diakui Organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yakni UNESCO sebagai Memory of The World.
BACA JUGA:
Program Serambi Budaya
Sejak berabad tahun yang lalu, Suku Bugis dikenal gemar menulis. Hal ini tercatat dalam sejarah penemuan tulisan.
Program Serambi Budaya hadir sebagai salah satu upaya pelestarian kebudayaan Bugis.
Berangkat dari kondisi semakin berkurangnya anak muda yang mampu membaca Aksara Lontara, maka DD Sulsel menginisiasi kelas Aksara Lontara dengan harapan dapat menjadi ruang belajar bersama, agar menciptakan kesadaran akan pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya yang masyarakat miliki.
Di samping itu, program ini memiliki tujuan untuk meningkatkan peran anak muda dalam kegiatan promosi literasi Aksara Lontara di Sulsel.
Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!