Jasad Korban Kecelakaan Pesawat di Lereng Pegunungan Himalaya Nepal Berhasil Ditemukan Dua Hari Lalu
Ilustrasi pesawat De Havilland Canada DHC-6 Twin Otter Tara Air di Nepal. (Wikimedia Commons/Bigforrap)

分享:

MAKASSAR - Otoritas Nepal mengabarkan, jasad seluruh korban kecelakaan pesawat Tara Air yang mengalami kecelakaan dan jatuh berhasil ditemukan. Selanjutnya jasad-jasad tersebut langsung dikirim ke rumah sakit di ibu kota dan diserahkan ke keluarga usai identifikasi.

Pejabat setempat menjelaskan, jasad 22 korban yang terdiri dari 19 penumpang dan tiga awak pesawat yang jatuh di lereng Pegunungan Himalaya dua hari lalu berhasil ditemukan.

Para korban terdiri dari 16 warga Nepal, empat warga negara India dan dua warga negara Jerman, diketahui menumpang pesawat De Havilland Canada DHC-6-300 Twin Otter yang jatuh 15 menit setelah lepas landas dari kota wisata Pokhara, 125 km (80 mil) barat Kathmandu, pada Minggu pagi.

Pesawat terbang menuju Jomsom, sebuah situs wisata dan ziarah yang populer, 80 km (50 mil) barat laut Pokhara, dalam penerbangan yang semestinya hanya memakan waktu 20 menit.

"Penyelamat telah menemukan 22 mayat dari lokasi kecelakaan," kata Deo Chandra Lal Karna, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN) kepada Reuters seperti dikutip 31 Mei.

Sebeluimnya, tentara Nepal dan petugas penyelamat telah menemukan dan mengevakuasi 21 mayat dari reruntuhan puing-puing pesawat, yang berserakan di lereng curam di ketinggian sekitar 14.500 kaki pada Hari Senin.

"Mereka menemukan mayat terakhir pada Selasa pagi," ungkap Karna.

Riwayat kecelakaan udara di Pegunungan Himalaya

Keterangan lebih jauh, sebanyak 10 jasad korban telah dievakuasi ke ibu kota Kathmandu pada Senin kemarin, sementara jasad korban yang lainnya akan dibawa ke ibu kota Selasa ini.

"Jenazah akan dikirim ke Rumah Sakit Pendidikan (Universitas Tribhuvan) untuk pemeriksaan mayat. Dan akan diserahkan kepada keluarga setelah identifikasi," kata Karna.

Sementara itu, Pemerintah Nepal telah membentuk panel beranggotakan lima orang, untuk menentukan penyebab kecelakaan dan menyarankan langkah-langkah pencegahan untuk sektor penerbangan.

Diketahui, Nepal yang merupakan rumah bagi delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Everest, mempunyai riwayat sejarah kecelakaan udara. Pada awal 2018, penerbangan US-Bangla Airlines dari Dhaka ke Kathmandu jatuh saat mendarat dan terbakar, menewaskan 51 dari 71 orang di dalamnya.

Sementara pada tahun 1992, sekitar 167 orang tewas saat pesawat Pakistan International Airlines menabrak sebuah bukit ketika mencoba mendarat di Kathmandu.