Tencent Punya Solusi Agar Anak-anak Tak Kecanduan Bermain Gim
McKaela Taylor / Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Raksasa teknologi Tencent Holdings Ltd. saat ini sedang berupaya untuk mengurangi kecanduan video gim pada anak di China, dengan meluncurkan sistem pengenalan wajah.

Sistem ini nantinya dapat mengenali wajah anak di bawah umur agar tidak bermain gim di malam hari. Langkah Tencent ini akan mencegah remaja di bawah 18 tahun untuk bermain gim antara jam 10 malam hingga jam 8 pagi.

Dijuluki Midnight Patrol, sistem tersebut telah terpasang di lebih dari 60 gim Tencent. Perusahaan mengatakan jika sistem ini juga ada di gim populer seperti seperti Honor of Kings dan Peacekeeper Elite.

Dengan sistem pengenalan wajah ini, Tencent dapat mencegah trik yang dilakukan anak-anak saat mengakali aturan batasan usia yang ada di gim saat ini. Biasanya, anak-anak mengelabuhinya dengan menggunakan identitas atau perangkat orang tua mereka.

"Jadi, apa pun perangkat dan identitas yang digunakan, tetap akan ada verifikasi langsung dari pengenalan wajah terkait usia seseorang yang akan bermain gim," ungkap Tencent dalam keterangannya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat 9 Juli.

Menariknya, jika terdapat pengguna yang gagal diverifikasi oleh sistem, maka akan dikategorikan sebagai anak di bawah umur. Kemudian, mereka akan dimasukkan dalam daftar pengawasan dari sistem kesehatan gim untuk anti kecanduan.

Selain itu, mereka yang tidak dapat diverifikasi akan dikeluarkan dari gim. Aturan dari sistem yang dibangun perusahaan ini, sejalan dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah China pada 2019 lalu untuk mengurangi kecanduan pada video gim.

Keberadaan aturan untuk mengurangi kecanduan video gim ini memang terlihat progresif. Namun di sisi lain, sistem pengenalan wajah yang dibenamkan pada gim merupakan bentuk keprihatinan tersendiri atas kondisi privasi data di China.

Sebelumnya pada 2017, pemerintah mengumumkan kebijakan kontroversial yang mengharuskan penyedia layanan dan internet untuk memaksa pengguna mendaftar dengan nama asli mereka.

Banyak kritik kemudian datang setelah kebijakan itu keluar. Diklaim, langkah itu akan meningkatkan resiko kemungkinan pelanggaran keamanan dan meningkatkan kemampuan pemerintah untuk memantau aktivitas warga.

Sementara itu, penggunaan teknologi pengenalan wajah di China bukanlah hal baru. Negara ini telah menerapkan teknologi serupa di bandara, kereta bawah tanah, dan di wilayah barat Xinjiang, yang mayoritas penduduknya muslim.