Samsung Sukses Rebut Mahkota Apple di Q1 2021
Ilustrasi Samsung (Photo by Nathan Dumlao on Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Samsung Electronics merebut kembali mahkotanya sebagai pembuat smartphone terbesar di dunia dari Apple pada kuartal pertama (Q1) 2021, yang mendapatkan seperlima dari keseluruhan pengiriman global.

Sedangkan Xaomi, menempati posisi ketiga karena pengiriman melonjak 62 persen menjadi 49 juta ponsel dan pangsa pasarnya naik menjadi 14 persen.

Secara keseluruhan, pengiriman global melonjak 27 persen menjadi 347 juta unit pada kuartal pertama karena ekonomi China telah dibuka setelah pandemi dan peluncuran vaksin yang cepat di Amerika Serikat (AS), untuk meningkatkan harapan pemulihan ekonomi.

Menurut laporan firma riset pasar Canalys yang dikutip dari Gizmochina, Jumat 30 April, Samsung yang berbasis di Korea Selatan mengirimkan 76,5 juta smartphone pada kuartal pertama untuk merebut 22 persen pangsa pasar. Perusahaan juga melaporkan lonjakan 66 persen dalam bisnis ponsel, berkat penjualan yang kuat dari seri smartphone Galaxy S21.

Canalys mengatakan Apple hanya mengirimkan 52,4 juta iPhone pada periode Januari hingga Maret, jatuh ke posisi kedua dengan pangsa pasar 15 persen. Meski demikian, Apple masih meraih rekor pangsa pasar di AS, China, India dan Jepang.

Penjualan ponsel cerdas diketahui memang melonjak selama setahun terakhir karena orang tinggal dan bekerja dari rumah. Namun, aktivitas belanja yang meningkat juga memicu kekurangan chip semikonduktor secara global yang telah mengguncang industri termasuk otomotif.

"Pasokan komponen penting, seperti chipset, dengan cepat menjadi perhatian utama, dan akan menghambat pengiriman smartphone di kuartal mendatang," ujar analis Canalys, Ben Stanton.

Diakui Apple, bahwa kekurangan chip dapat merugikan pendapatan perusahaan sebanyak 3 miliar dolar AS hingga 4 miliar dolar AS pada kuartal April hingga Juni, terutama memengaruhi produksi iPad dan Macbook.

Pengiriman smartphone pada kuartal Maret untuk merek Oppo dan Vivo juga melonjak. Sayangnya Huawei, mantan nomor satu yang tetap terbelenggu oleh sanksi AS itu, hanya menempati posisi ketujuh setelah menjual merek Honor tahun lalu.